12

1.7K 250 23
                                    

Happy reading-!♡

Seorang lelaki lari tergopoh-gopoh melewati lorong panjang yang sedang sepi, "Nes tunggu! Aku bisa jelasin." Jeffry berlari kewalahan, pasalnya gadis yang dikejarnya itu berlari sangat cepat, membuat ia kesusahan.

"Nggak usah kejar, brengsek!" Balas sang gadis ketus. Gadis itu, Nessa, menekan tombol lift terburu-buru, berharap pintu lift segera tertutup sebelum Jeffry berhasil menyusulnya.

Namun harapan Nessa harus pupus, saat melihat lelaki yang mengejarnya sudah berada didepannya, dengan tangan berusaha menahan pintu lift yang sebentar lagi akan tertutup.

Dengan sekuat tenaga Jeffry menahan pintu lift, dan dengan celah kecil yang sudah dia perkirakan terlebih dahulu, dirinya berhasil menyelinap masuk. Dadanya bergemuruh, nafasnya tersengal. Ia mengusap peluh di dahinya, "Kamu lari kenceng banget, aku sampe cape ngejarnya." Ucap Jeffry.

Nessa menatap sinis, walaupun terlihat sekali dari matanya yang sudah memerah, gadis itu menahan amarah, kekecewaan, dan juga air mata yang sedari tadi hendak luruh.

Jeffry menggenggam tangan Nessa, "Sayang ... aku bisa jelasin. Itu semua nggak seperti yang kamu kira," Jeffry berujar lembut, berusaha menyakinkan gadis didepannya itu.

Alis Nessa terangkat, "Nggak seperti yang aku kira, kamu bilang? Masih bisa bilang kayak gitu disaat aku udah liat semuanya dengan mata kepala aku sendiri? IYAA?!" Bentak Nessa, air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya luruh juga.

Nessa menyentak genggaman tangan Jeffry, ia menghapus air mata dengan telapak tangannya. Tertawa sinis melihat raut wajah Jeffry, "Ha! Aku udah denger sendiri anak kecil itu manggil kamu Papa, dan manggil Rose Mama! Kamu pikir aku bodoh? Anak kecil itu juga mukanya mirip kamu! Jerk! Kamu bajingan!" Ujaran penuh kebencian terdengar dari setiap kata yang keluar dari mulut gadis itu.

Jeffry mengusap wajahnya kasar, ia menatap Nessa dengan frustasi. Sedari tadi ia ingin Nessa mendengarkan penjelasannya tapi gadis itu tak sekalipun membiarkan ia berbicara, bibirnya terasa kelu, mau menjelaskan pun ia bingung harus darimana dan bagaimana.

Suara Nessa kembali terdengar, "Dan teganya kamu begitu sama Rose? Rose sahabat deket aku! Kamu apain dia sampe bisa punya anak sebesar itu!" Dirinya sudah menangis histeris.

Jeffry meringis, dalam hati ia sudah memaki-maki kesal, Salah paham anjir.

Tak lama bunyi dentingan lift terdengar, mengalihkan perhatian dua sejoli itu sejenak. Sebelum pintu lift terbuka, Nessa memelototi Jeffry, "Mulai sekarang kita putus! Gue udah nggak mau berurusan sama lo lagi! Ingat itu!!" ucapnya, lalu pergi berlalu meninggalkan Jeffry yang menjambak rambutnya sendiri, frustasi.

"Arghh, sialan!" Marahnya.

•••

Disisi lain, Alvaro sedang menangis  karena dirinya diturunkan dengan kasar begitu saja dari gendongan Jeffry, "Hiks ... atit ... hueeee," Tangisnya pecah saat merasakan sakit dikakinya yang tak sengaja tertekuk karena tak siap berdiri terlalu cepat begitu diturunkan Jeffry.

Rose meringis, dirinya tak tega melihat Alvaro menangis, tanpa sadar air matanya pun juga luruh, "Duh Alvaro jangan nangis dong, Mama juga jadi ikutan nangis huhu," Ucapnya sembari menggendong dan memeluk Alvaro erat, diusapnya punggung kecil milik Alvaro guna memenangkan bocah lelaki itu.

Alvaro menunjuk kakinya, "Kaki Al atit Ma ... hiks,"

Rose menurunkan Alvaro duduk di atas sofa, kemudian ia berjongkok didepannya. Dielusnya pelan kaki Alvaro, "Ini yang sakit?"

Alvaro mengangguk-angguk, wajahnya terlihat sembab, dengan hidung dan pipi tembamnya yang memerah.

Rose menatap kasihan, dia mengusap air mata di pipi Alvaro, "Jangan nangis lagi ya, ini mama elus-elus biar sakitnya hilang." Ucapnya, sembari terus memijat pelan dan penuh kehati-hatian kaki pendek Alvaro yang terlihat rapuh.

Duh kecil banget ya kakinya, salah gerak dikit kayaknya bisa patah nih kaki. Batin Rose.

"Udah baikan?"

"He'em, dahh nda atitt, timaacii Amaa." Balas Alvaro kemudian tanpa aba-aba mencium pipi Rose.

Rose tertegun sejenak, ia tersenyum lebar. Entahlah dirinya merasa sangat senang ketika Alvaro menciumnya. Mungkin saja ia sudah merasa sayang pada anak laki-laki yang ia temukan didepan pintu unit apartemennya dulu.

.
.
.
Bersambung...

Konflik konflik~ kusuka konflik~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Konflik konflik~ kusuka konflik~

WKWKWKWKWKKW JANGAN NGAMOKK GAISS.

*Ekspresi Rose saat ngeliat Alvaro nangis, utututu gumuyyy ckalii😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Ekspresi Rose saat ngeliat Alvaro nangis, utututu gumuyyy ckalii😘

NOTE :

Maaf gais, nama pacarnya Jeffry aku ganti jadi Nessa, dan itu OC yaa.

Alasan aku ganti? Karena gak tega aja sama Jiho, dia selalu jadi orang ketiga di cerita Jaerose wkwk sorry.

Jadi, aku ganti aja deh jadi OC 😘

Dah gitu aja sih, cuman ngasi tau barangkali ada yang bingung karena namanya berubah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

We Found A Baby | Jaerose [Hiatus]Where stories live. Discover now