13. Alibi (⚠️)

8.2K 611 6
                                    

Sunghoon masih fokus pada laptopnya, tanpa sadar Jake sudah berdiri di belakangnya.

Jake terdiam, mengamati punggung Sunghoon. Ia sedih memikirkan perkataan Sunoo.

Mungkin benar Sunghoon hanya ingin tubuh Jake lalu pergi begitu saja. Jake bahkan baru tahu kalau Sunghoon sepopuler itu.

Yang Jake tahu, selama ini Sunghoon belum pernah bercerita tentang percintaannya. Meski begitu bukan berarti Sunghoon tidak pernah bercinta dengan seseorang kan?

Bisa saja Sunghoon menutup-nutupi kalau dia punya kekasih dan bisa saja Sunghoon bermanis kata hanya untuk menarik perhatian Jake.

Tapi apa pedulinya? Jake juga ingin Sunghoon, tidak hanya tubuhnya tapi semuanya.

Sunghoon memanggil Jake, melambaikan telapak di depan wajah Jake.

"Astaga! Sejak kapan kamu di sini?" Jake berjingjit ngeri, sadar dari lamunannya.

"Harusnya aku yang tanya. kamu kapan masuknya, ko ga kedengeran?"

Jake tersenyum, menepuk pelan dada Sunghoon yang berhadapan dengannya.

"Nih aku bawain kopi sama donat." Jake menyerahkan paper bag, Sunghoon tersenyum menerimanya.

"Sekalian upah bersih-bersih."

Sunghoon mengernyit.

"Eh? ga mau kalo gitu. Aku kan ga minta ini." Sunghoon menyerahkannya kembali.

Jake mendengus. Ia tidak suka utang budi.

"Kalau begitu mau hadiah yang lain?"

Sunghoon duduk di karpet dengan Jake di pangkuannya. Posisi mereka yang berhadapan membuat Jake dapat leluasa mencium Sunghoon.

Jake gambling menawarkan hadiah ciuman pada Sunghoon. Jake menutupi motifnya karena sebenarnya Jakelah yang ingin berciuman dengan Sunghoon. Ia ketagihan, tapi ragu berterus terang.

Meski dengan bibir bengkak napas putus-putus dan teknik seadanya, ia tidak berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Meski dengan bibir bengkak napas putus-putus dan teknik seadanya, ia tidak berhenti. Beruntung Sunghoon mau membalas ciuman Jake yang berantakan.

Otak dan hatinya tidak sejalan. Sekarang ini Ia sangat menginginkan Sunghoon, tapi di sisi lain ia memikirkan hubungannya dengan Sunghoon.

Jake dengan temannya yang lain tidak pernah berciuman atau masturbasi bersama, hanya dengan Sunghoon.

Tapi kalau Sunghoon seperti yang Sunoo bilang, Jake semakin ragu. Mungkin saja banyak orang yang diperlakukan seperti ini oleh Sunghoon.

Jake sedih, menyimpan rasa sendiri itu sangat menyakitkan, membayangkan Sunghoon berciuman dengan orang lain membuatnya ingin menangis.

Jake hilang fokus, bibir Sunghoon tergigit sampai berdarah.
Jake terkesiap, mendorong dada Sunghoon cukup keras. Tangannya sedikit bergetar.

"Maaf." Jake mengalihkan pandangannya.

"Jake," Sunghoon memanggilnya lembut sekali.

"Kamu mikirin apa, hm?" Sunghoon mendekat, menyatukan dahi mereka.

"Sunoo bilang kamu banyak fans ya?" tanya Jake hati-hati sambil mengobati luka Sunghoon.

Sunghoon terlihat berpikir.
"Bisa dibilang. Kenapa?"

"Apa mereka minta kamu buat kencan?"

"atau ditiduri?" lanjut Jake dengan pelan.

Sunghoon mengangguk.

"Terus?"

"Bagaimana menjelaskannya ya?" Sunghoon menggaruk tengkuknya.

Jake memiringkan kepala, sabar menunggu.

"Itu merepotkan, intinya aku tidak suka dimintai begitu. Baik pada seseorang bukan berarti punya rasa, Jake."

DEG! Hati Jake mencelos. Pernyataan Sunghoon tidak memuaskan Jake, tapi Jake paham arah pembicaraannya.

"Sebisa mungkin aku mengindari orang seperti itu."

"Maksudmu mengindari seseorang yang menginginkanmu?" Jake tertunduk.

"Iya, lebih tepatnya begitu."

Jake menyesal sudah bertanya.

[1] How To Have Sex With You❗END❗Where stories live. Discover now