23. Heart (🔞/END)

18.5K 600 158
                                    

Pintu kamar terbuka, menampilkan Sunghoon dengan kemeja yang menutupi selangkangannya.

"A-aku kira kamu akan meninggalkanku." Jake tersedu-sedu.

"Aku hanya ke ruang tamu Jake, dan lagi kenapa berpikir begitu?"

"Kamu yang bilang lebih baik menghindari orang sepertiku?"

"Sepertimu? Seperti apa?" goda Sunghoon.

"Yang menginginkan kamu, yang cinta kamu! Hiks!"

Sunghoon menutupi seringainya dengan tangan.

Ahhh... Sunghoon sangat ingin memperkosa Jake rasanya.

Ia menindih lagi Jake yang telentang.

"Jake biar kuberi tahu sesuatu-

-aku sangat bahagia sekarang." Sunghoon menangkup kedua pipi Jake dengan tangannya. Menjilati air mata yang mengalir dari mata bengkak Jake.

Sunghoon bangkit bertumpu pada lutut, membuka kemeja yang menghalangi ereksinya. Penis Sunghoon mengacung tegak, Sunghoon membawa sesuatu ke mulutnya, membuka bungkus dengan gigitannya, memasang sesuatu pada penis besarnya. Hanya dengan melihat pergerakan seksi dari Sunghoon Jake jadi tegang lagi, melupakan rasa sakit dan mencairnya es dalam analnya.

"I-itu apa?"

"Kondom."

Jantung Jake semakin tak karuan saat Sunghoon menyuruhnya untuk tengkurap dan menungging, bertumpu pada lutut dan sikunya.

Jake tidak bisa melihat wajah Sunghoon, ia hanya merasakan lubang analnya melebar dan terasa sakit saat sesuatu yang besar, licin dan berlendir mencoba menerobos ke dalamnya.

Jake terengah, mendesah dan berteriak. Di belakangnya, Sunghoon merasakan sesak. Lubang Jake tetap rapat hingga Sunghoon harus menusuk dan mengeluarkan penisnya beberapa kali agar posisinya nyaman.

Penis Jake tidak menegang karena fokus pada rasa sakit. Sunghoon yang sadar, merapatkan diri pada punggung Jake. Penis Sunghoon baru masuk setengah tapi tubuh Jake sangat tegang untuk menerima lebih. Sunghoon mengelus-elus sepanjang pinggang, punggung dan perut Jake. Ia juga memainkan puting dan menciumi tengkuk Jake untuk mengalihkan rasa sakit.

"Bernapaslah, Jake. Hirup dan hembuskan perlahan."

Lama-kelamaan anal Jake merileks dan penisnya kembali menegang. Rematannya tidak sesakit sebelumnya. Sunghoon menjambak rambut hitam Jake, menengokkan kepalanya agar dapat berciuman dengan Sunghoon, Jake kembali kewalahan. Analnya berdenyut-denyut seiring pergerakan lidah Sunghoon dalam mulutnya.

Jake dan Sunghoon sama-sama mendesah, rasa sakit dan nikmat menjadi satu.

Tiba-tiba Sunghoon bangkit, sebelah tangannya mendorong punggung Jake agar merapat pada kasur, dan Sunghoon langsung melesakkan penisnya sekali hentak.

Sisa-sisa lelehan es masih terasa dingin menyelimuti panasnya penis Sunghoon.

"SHIT! Mmhhh... Jake, lubangmu nikmat, Ah, lagi-

ketatkan lagi, Awh! tidak seketat itu!"

Plak! Sunghoon menampar pantat mulus Jake sampai memerah.

"Emh, iya bagus, tetap begitu."

Sebelah tangan Jake, Sunghoon tarik ke belakang, sehingga punggungnya melengkung dengan pantat yang tetap menungging. Sunghoon menggerakkan pinggulnya dengan tempo sedang.

"Haa-hhh Hh-hoon, le-lebih pelan. Hiks! Aw! Ss-sakit! ter-terlalu dalam! Ah!" Jake rasa ia akan pingsan, karena penis besar Sunghoon melesak dan menyentuh titik yang tepat. Tak lama Jake menegang, ia ejakulasi.

Sunghoon diam sebentar. Lalu dengan kasar ia membalikkan tubuh Jake agar telentang dan mengangkang.

"Siapa yang menyuruhmu keluar?" tanyanya sinis.

"A-a... Maafkan aku." wajah Jake pucat, ngeri dengan tatapan Sunghoon.

"Kumaafkan. Tapi katakan lagi bahwa kamu mencintaiku."

"A-aku mencintaimu, sangat." Jake tersenyum tulus namun canggung.

Sunghoon menyeringai. Ia mempercepat temponya tidak peduli dengan Jake yang berteriak meminta berhenti.

Sunghoon ejakulasi setelah sejam lamanya menggempur anal Jake. Tubuh Jake lemas, air mata, liur, keringat dan spermanya habis dikuras Sunghoon.

Sunghoon benar-benar ganas di ranjang, pikirnya. Perlahan pandangannya mengabur. Sunghoon menampar pipi Jake pelan.

"Jangan tidur. Kondomnya masih ada sekotak, ayo lakukan lagi." Sunghoon mengigit bungkus yang baru.

Jake mau mati rasanya.

Sunghoon melirik jam, pukul 4 pagi. Ia baru saja selesai mengganti sprei dan membersihkan tubuh Jake setelah menggempur Jake yang pingsan karena kelelahan.

Sunghoon menarik selimut sebatas dada, memeluk Jake di sampingnya, mengelus rambut dan mengecup wajahnya sayang.

Ia membawa telapak kanan Jake ke wajahnya sendiri.

"Kamu pikir kenapa ada lubrikan di nakas? Kenapa pula aku menyimpan kondom di lemari ruang tamu? Apa kamu pikir aku akan seperhatian ini pada orang lain?" tanya Sunghoon pada Jake yang tertidur pulas.

"Dasar ga peka." bisik Sunghoon pelan. Sunghoon menyusul Jake ke alam mimpi setelah memasangkan sebuah cincin di jari manis Jake dan tetap menggenggamnya erat.



Next: Epilog, interview, special chapter YeonBin.

Adakah tanggapan atau yang mau ditanyakan readers ke tokoh-tokoh dalam cerita ini?

[1] How To Have Sex With You❗END❗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang