Prolog

400 37 3
                                    

_____

Bertepatan malam bulan purnama merah. Terdapat seorang  pemuda yang sedang terbaring di atas ranjang di sebuah kamar yang cukup luas. 

Keadaan tubuh pemuda yang sedang berbaring terasa kaku dan sulit untuk bergerak, ditambah kain hitam menutupi pandangannya. 

Tangan dan kakinya menyatu dengan rantai panjang menjuntai di tiap-tiap tiang kasur.

Bibirnya bergetar menahan rasa sakit di tubuhnya, air mata berjatuhan membanjiri pipi mulusnya. Sepertinya apa yang tidak diharapkan akhirnya terjadi. Suara dentingan jam menambah nuansa kamar itu menjadi semakin menggila.

Suara pintu kamar terbuka. Menampilkan sosok Pria tua tampan masuk ke dalam kamar dan mendekat ke arah kasur. Ia berdiri di sebelah Valions yang sedang berbaring. Pria itu terus menatapnya lalu mengelus wajahnya yang masih basah karena menangis.

Diri Valions makin terisak lantaran merasakan tangan asing yang mengelus wajahnya. Dirinya ketakutan, takut akan sesuatu terjadi padanya seperti 10 tahun yang lalu.

Pria itu mulai membuka penutup mata makhluk mungil yang sedang berbaring. Valions yang merasakan penutup matanya dilepas, lantas membuka matanya secara perlahan.

Pandangannya sempat rabun, dan matanya perih karena terus-terusan menangis. Saat pandangannya sudah cukup membaik. Ia melihat ke sekeliling ruangan yang hanya terisi oleh cahaya lilin.

Namun saat dirinya melihat ke arah samping betapa terkejut dan membeku. Wajahnya menjadi lebih pucat, rasa ketakutannya makin bertambah saat melihat sosok pria tua yang sedang tersenyum padanya.

Valions tau pria itu, serta paham arti dengan senyuman itu. Ini bukan pertanda yang baik ada makna lain di dalamnya.

Pria itu mendekat ke arah Valions yang masih diam membeku. Ia mengatakan sesuatu dengan membisikan nya sesuatu ke telinganya.

''Sepertinya ini saatnya, aku tahu kau akan merasakan sakit. Tapi, kamu tidak perlu khawatir. Rasa sakit ini hanya sementara, semuanya akan hilang tergantikan dengar rasa yang tak akan pernah kau rasakan sebelumnya.''

Valions makin merasa takut badan bergetar, air mata terus mengalir deras. Sedangkan pria di sebelahnya hanya tersenyum dan berbalik. Ia ingin mengambil sesuatu yang ada di dalam lemari.

Valions merutuki kebodohannya, pasti karena buku yang terjatuh di rak perpustakaan. Seandainya dia tidak mengambilnya. Seandainya dia cepat kabur dari sini. Seandainya Semua bisa terulang!

_____

P

ublikasi 20 Februari 2022
Revisi Sabtu 23 Maret 2024

_________________________

Hai semuanya mohon koreksi bila ada kesalahan.
Beritahukan melalui kolom komentar dan jangan lupa vote cerita ini  tambahkan cerita jika kalian suka dengan cerita ini.  Terima kasih.

ValionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang