1. Planet Gurunda

1K 54 15
                                    

"BoBoiBoy Halilintar! Kibasan Pedang Halilintar" BoBoiBoy mencoba menyerang laki-laki di depannya tapi dengan mudah di hindari oleh lawannya. "Ishh... Hujan Halilintar" hujan yang berbentuk seperti pedang Halilintar milik BoBoiBoy berjatuhan dari langit

"Dinding tenaga! Huh... Lemah" Kapten Kaizo yang merupakan lawan BoBoiBoy membuat dinding transparan yang tidak dapat di rusak. Seperti bisa, wajah dari kakak kandung Fang itu hanya datar.

"Apa katamu! BoBoiBoy frostfire!" gabungan elemental blaze dan ice di gunakan oleh pemuda penyuka warna orange itu. Jika kalian bertanya kenapa dia menggunakan kuasa Fusion bukan blaze jawabannya adalah karena blaze tidak cukup untuk melawan kapten Kaizo. "Tinjuan berapi beku!" BoBoiBoy melayangkan tinjuan bertubi-tubi pada dinding tenaga milik kapten Kaizo. Benar saja, dinding tenaga kapten Kaizo mulai retak akibat pukulan bertubi yang dilakukan BoBoiBoy.

"Pukulan tenaga!" begitu dinding tenaga dihancurkan oleh BoBoiBoy, kapten Kaizo langsung melayangkan pukulan tenaga. BoBoiBoy yang belum siap langsung terpental jauh dan berubah kembali menjadi BoBoiBoy biasa.

"Cukup" suara Laksamana Tarung langsung mengalihkan perhatian mereka. BoBoiBoy berdiri sembari membenarkan letak topi kesayangannya. Kapten Kaizo lebih dulu mendekati Laksamana Tarung diikuti oleh BoBoiBoy. "Latihan cukup sampai di sini, Kaizo kamu di panggil oleh Maksmana. Dan BoBoiBoy pergi ke De'k utama, team kamu sudah di sana untuk segera melakukan misi" ujar Laksamana Tarung pada kedua pemuda di hadapan.

"Baik Laksamana" sahut BoBoiBoy dan Kapten Kaizo disertai dengan hormat TAPOPS. Kaizo menuju privat room untuk menghubungi Maksmana. BoBoiBoy menuju ke pesawat angkasa Papa Zola yang berada di de'k utama

***

"Apa kabar anak ayah?" sapa pria yang ada di layar hologram

"Aku baik ayah, bagaimana dengan ayah?" balasannya

"Ayah pun baik. Bagaimana dengan misimu?" orang yang di tanya terdiam sejenak lalu mengulas senyum tipis

"Banyak yang harus aku urus ayah" ujarnya masih dengan mengulas senyum tipis

"Kamu tidak ingin bertemu dengan dia?" tanya sang ayah lagi.

Sejenak orang yang di tanyain menatap bingkai foto di sampingnya, foto 3 orang remaja laki-laki dan 2 remaja perempuan tapi dirinya hanya fokus pada seorang remaja laki-laki saja.

Gelengan pelan di berikan pertanda belum siap bertemu dengan orang yang dimaksud ayahnya. "Tidak sekarang ayah, suatu hari nanti aku akan menemui dia"

Ayahnya hanya bisa tersenyum tipis. Dia tau terlalu banyak waktu yang diberikan untuk anak lelakinya sementara anaknya yang lain hanya 7 tahun mendapatkan kasih sayang dari keluarga itupun harus berbagi pada yang lain.

"Semangat untuk misi mu, ayah menyayangi mu" ujar sang ayah.

"Iya ayah" jawab gadis itu seadanya

Ayahnya tersenyum miris, dari dulu anak gadis satu-satunya tidak pernah berkata menyayangi dirinya. Jika diingat lagi, terakhir ia mendapat kata kata itu adalah seminggu sebelum anaknya pergi. Dia mengubah posisi duduk menjadi lebih santai. Memori saat keluarga mereka masih damai kembali berputar. Ingatan saat kedua anaknya berlarian diiringi tawa bahagia sejenak membuat senyumannya merekah. 'maafkan ayah, Anara' batin saat raut kecewa anak gadisnya melintas. Dia melakukan semua ini karena melihat potensi dari Anara tapi malah melukai hati bidadari kecilnya.

Disisi lain Anara hanya menunjukan raut wajah datar. Raut yang selalu ia tunjukkan beberapa tahun ini.

"Anara apakah kamu baik-baik saja?" tanya power spera berwarna merah

[Boboiboy] Kapten - do you know me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang