•dery di tinggal kawin

654 92 5
                                    


"nanti sore apa kita pura-pura ada tugas kelompok aja ya?" ucap rumi yang lagi ngaduk bakso, "males banget kar liat tampang nyebelin si tomo."

jadi dua orang itu nggak sengaja saling ketemu di kantin. berhubung mereka mau bahas si tomo, jadi ya udah duduk makan berdua, sambil sesekali liatin cogan sekolah.

"mereka nggak bakal percaya sih. lagian kasian ican kalau sendiri." jawab karina yang membuat rumi menatap sinis.

"sejak kapan lo jadi sekutu sama ican?"

karina terkekeh pelan, "lo cemburu?"

"amit-amit kar! ogah gue cemburu sama tali pusar modelan dia."

karina memukul pelan kening rumi. temennya satu ini kadang suka nggak menerima kenyataan. padahal di balik sikap jahatnya ke ican, terdapat suatu perhatian yang nggak di sadari sama rumi.

"tanya lagi sama diri lo rum. lo sebenernya ke ican gimana, maksud gue terlepas dari kita temen se kosan."

rumi mengkerut, "apa sih kar."

"ya nggak gimana-gimana. cowok nyebelin kayak dia-

karina menyumpal mulut rumi pakai bakwan.

"kalian itu lucu. ican ngejar lo tapi elo nya lari. begitu juga sebaliknya, kalau ican diem nggak ngapa-ngapain, lo nya caper seakan minta di kejar lagi."

pernyataan karina rasanya membuat emosi rumi naik ke ubun-ubun. kapan dia pernah caper ke ican coba.

"gue caper ke ican? nggak salah kar?"

karina menggeleng sambil senyum. cewek itu kemudian menyandarkan punggungnya supaya lebih nikmat buat cerita.

"lo mungkin nggak ngerasa, tapi gue sama mbak jenar sering banget perhatiin kalian berdua."

"setiap ada ican kalian pasti berantem, tapi kalau ican nggak ada, lo kayak lagi nyari sesuatu. kayak ada yang kurang gitu."

rumi mencerna setiap kata yang di ucap karina. masa iya sih, rumi gitu di mata mereka, tapi rumi akuin yang di bilang karina juga nggak sepenuhnya salah.

"karangan bebas lo cukup bagus kar. nanti gue bilang ke bokap biar lo bisa ikut lomba baca puisi." jawab rumi nggak nyambung.

sengaja, soalnya dia juga belum siap nerima kenyataan kalau sebenernya dia itu-

"gue yakin lo sadar kalau lagi mencintai dua orang dalam waktu bersamaan."

karina nepuk pelan pundak rumi.

"lo sayang ke arjun, dan sebagian rasa sayang itu juga ada buat ican. iya kan?"

sekali lagi rumi diam tanpa menjawab. cewek itu menatap intens karina yang sedang tersenyum tipis kepadanya.

"lo semenjak pacaran sama yosa jadi ada kemajuan ya kar?" kata rumi dengan ekspresi kagumnya.

senyum karina langsung runtuh. bisa gitu ya si rumi di beri kesadaran bukannya berterima kasih, malah menjatuhkan.

"taik lo rum!"


















"minggir, kalau mau ngadem jangan di sini."

lili menatap sebal sosok yang barusan nendang kakinya. seorang cowok berperawakan tinggi dengan wajah datar, kayak hidupnya tomo yang datar kurang tantangan.

namanya alvaro, kakak tingkat lili yang seangkatan sama jenar. nggak tau sejak kapan dua orang itu mulai mengibarkan bendera perang satu sama lain.

tapi yang jelas sampai saat ini jika kedua orang itu saling bertemu, bukan sapaan tapi malah penghuni kebun binatang yang keluar dari mulut keduanya.

Kost Pak AgungWhere stories live. Discover now