32. Pengorbanan

153 16 3
                                    

Happy reading











32. Pengorbanan





☁️☁️☁️






"Sorry lama". ujar Kalycha sembari menarik kursi untuk di dudukinya.

"Nggak apa-apa, gue juga baru dateng".

Viola berdehem ringan. "Gimana keadaan ryan?".

"Baik-baik aja kok. Makasih, ya, udah ngabarin gue waktu ryan di club".

"Nggak usah bilang makasih, gue ngelakuin itu karena keliatannya dia butuh lo banget".

"Lo salah, dia bukan butuh gue tapi cuma ngerasa bersalah".

"Cha? gue kira selama ini lo sadar".

"Maksud lo?".

"Ryan suka sama lo. Masa gue sadar sedangkan lo enggak?".

"Kalo bener dia suka sama gue, kita udah jadian dari dulu".

"Karena dia baru sadar sama perasaannya".

Gadis itu meraih tangan Kalycha. "Gue mohon terima ryan. Jangan biarin pengorbanan gue sia-sia".

"Gue nggak mau di terima cuma karena kasian".

"Tapi alasan gue nelpon lo kemarin karena ryan terus-terusan manggilin nama lo".

"Viola..".

"Ini, kan, yang lo mau? lo harus seneng, karena akhirnya ryan bales perasaan lo".

Kalycha menunduk termenung. "Lo bener, harusnya gue seneng".

Viola mengangguk. "Good luck".

"Makasih, Vi". Kalycha tersenyum lalu berlari ke arah perusahaan Adytama Group. Berharap laki-laki yang ia cari masih ada disana.

Sedangkan Viola memandangi punggung sang empu yang kian menjauh, bersamaan dengan jatuhnya air mata gadis tersebut.

"Lagi pula, kalo emang kalycha yang lo mau, gue bisa apa, Yan?". gumamnya lirih.

Setidaknya dengan ini Viola bisa membuat laki-laki yang ia cinta bahagia, walau bukan bersamanya.



☁️☁️☁️



Kalycha mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal. Keberuntungan berpihak kala ia melihat Ryan yang hendak memasuki mobil BMWnya.

"RYAN". teriakan itu berhasil membuat langkah laki-laki disana terhenti. Lalu dalam hitungan detik tubuhnya sudah di peluk dengan serakah oleh gadis itu.

"Kalycha—

"Jangan pergi".

"Aku minta maaf, aku cuma takut semua perubahan kamu selama ini karena kasian". lanjut Kalycha dengan air mata yang mulai berjatuhan.

Keningnya mengerut tak suka. "Kasian apa? lo mikir terlalu jauh, Cha".

"Iya, aku tau. Nggak seharusnya aku ngira kamu sejahat itu sama aku".

"Tapi kamu nyebelin—". kalimatnya menggantung seraya mengadah. "Masa kamu nggak meluk aku balik".

Ryan tersenyum. "Mau di peluk? jadi pacar gue dulu".

Si empu mengangguk cepat. "Mau banget, yaudah ayo pacaran".

"Ciee.. ada yang baru jadian nih". celetuk Adhin, membuat mereka menoleh.

FELICITY COME WITH YOU[COMPLETED]Where stories live. Discover now