Married To The Protagonist [END]

102-104

102. Bos, Ambil Ini(3)

Chen Jinyao menarik napas dingin.

Dia hampir membanting buku di wajahnya.  Tidak senonoh.

10 Juni. Itu dua hari sebelum reuni kelas. Ketua kelas menghubungi Chen Jinyao lagi.

Setelah mayoritas teman sekelas memastikan akan datang, mereka perlu merencanakan kegiatan dan layanan yang dibutuhkan.  Mereka merencanakan hotel dan membereskan kamar.

Chen Jinyao memikirkannya sebelum menolak dengan bijaksana.  “Aku sudah memesan hotel sendiri.”

Ketua kelas meyakinkan, “Jika kita semua memutuskan hal yang sama, kita bisa tetap bersama.  Akan lebih nyaman dalam hal bertemu dan yang lainnya juga.”

Keheningan mengikuti dan kemudian Chen Jinyao melirik Yan Cheng yang sedang mengutak-atik sesuatu.  “Kalau begitu beri tahu aku di hotel mana kalian berada.  Suamiku juga ingin memeriksa almamaterku, jadi lebih nyaman bagi kami untuk memesan kamar hotel sendiri.”

Ketua kelas telah mendeteksi bahwa seseorang mungkin sudah kehilangan kesempatan selama panggilan terakhir.  Siapa yang tahu.  Dia menjawab, "Kau sudah menikah?"

"Ya, sudah hampir satu tahun."

Ketua kelas tertawa kering.  "Aku belum mendapat kabar apa pun."

Chen Jinyao juga tidak menjelaskan apa pun.  "Aku takut aku akan mati lebih cepat jika aku menunjukkan terlalu banyak kasih sayang."

Karena dia sudah mengatakan ini sampai saat ini, ketua kelas tidak bisa mengatakan banyak hal.

Ketua kelas menghela nafas dalam-dalam.  Dia berbicara tentang beberapa hal acak sebelum memberi tahu Chen Jinyao nama hotel sebelum menutup telepon.

Pada saat yang sama, Yan Cheng tampaknya selesai mengutak-atik barang-barangnya.

Dia tampak sedikit berbeda dari biasanya.

Dia memegang sesuatu di tangannya dan menyembunyikannya di belakangnya, berdiri sekitar tiga meter dari Chen Jinyao.  Dia tidak bisa merasakan aura riangnya.  Sebaliknya, dia bertingkah canggung seperti wanita muda.  Dia mungkin tidak tahu harus berkata apa.

Chen Jinyao meliriknya dan kemudian mengabaikannya, melemparkan telepon ke tempat tidur.  Dia terus mengemasi pakaian yang perlu dia bawa dan melipatnya masing-masing, memasukkannya ke dalam koper.

Yan Cheng juga tidak kesal.  Dia hanya berdiri di belakangnya dengan tenang.

Dia tidak cemas sedikit pun seolah-olah dia memiliki cukup kesabaran untuk menunggu ini.

“…” Chen Jinyao tidak bisa mentolerir tatapan panas di belakangnya.  Dia setengah berlutut saat dia berbalik untuk melihat Yan Cheng.  Dia menyipitkan matanya dan bertanya dengan lembut, "Apa kamu butuh sesuatu?"

Setelah itu, mereka saling menatap selama belasan detik.

Ekspresi Yan Cheng sangat serius.  Dia melihat ke bawah, bulu matanya sedikit berkedip.  Ada kilatan canggung di matanya yang hitam pekat dan kemudian dia mengangguk, "Ya."

Chen Jinyao menggaruk rambutnya dan bertanya, "Ada apa?"

Dia berhenti sebelum melanjutkan, "Caramu mengulur-ulur membuatku sangat gugup."

Suasananya bahkan tidak terasa benar.

Dia merasa seolah-olah dia akan mengumumkan sesuatu yang buruk.

Yan Cheng terdiam.

Dia tidak bisa menahan senyum pada ekspresi gugupnya juga.

Dia mencengkeram tangannya erat-erat di belakang punggungnya dan tangannya juga berkeringat.  Yan Cheng menekan bibirnya yang berkedut dan menarik napas dalam-dalam.  Dia berjalan beberapa langkah ke depan dan berdiri di depan Chen Jinyao.  Dia berlutut dan kemudian menyerahkan kartu di tangannya kepada Chen Jinyao dengan ekspresi tenang dan netral.