55. Kala

59 10 0
                                    

Permintaan bumil semakin jadi aneh. Minta Harlan jadi botak, Felix cosplay jadi Elsa, banyak yang diminta bumil.

"Gapapa. 'Kan yang penting bumil sama anaknya bahagia," ujar Umi Felix.

Sekarang ini kalian sedang berada di kediaman rumah mertua mu, alias rumah orangtuanya Felix.

"Biasanya bumil itu gak suka makan nasi, biasanya suka mual tuh, Yn," ucap Abi.

"Kamu kok kebalik? Bakso pake nasi, mie pake nasi, bakwan pake nasi, apa-apa pake nasi," ucap Umi.

"Yang paling parah, Yn pernah makan pempek pake nasi," ujar Felix.

Semua tertawa bahagia di atas meja makan. Termasuk Harlan, anak angkat keluarga Felix.

"Umi. Makan kepala ayamnya supaya nanti pas lahir adeknya jadi pemimpin!" Harlan begitu semangat menyuruh mu makan kepala ayam.

Kamu mengambil kepala ayam dari mangkuk kemudian diberikan ke piring Harlan.

"Umiii, Alan kenyang."

"Kata kalu makan kepala ayam nantinya jadi pemimpin."

"Alan maunya jadi ustad sama penyanyi rock."

Semua kembali tertawa, percakapan antar ibu dan anak laki-lakinya membuat suasana semakin hangat.

Kamu shalat bersama Felix sang imam pemimpin keluarga. Shalat tahajud.

Dimulai shalat bersama, mengaji bersama, sampai Felix yang membacakan shalawat untuk anak kalian.

Kehamilan mu justru membuat mu menjadi sangat dekat dengan Harlan.

Mood bumil itu swing. Diacuhkan langsung menangis, mengadu kepada Harlan. Kalau lagi manja kaya kucing yang minta di elus.

Tak terasa tiba waktu lahiran. Setelah senang dan sedih di masa mengandung, kini tiba waktu yang di tunggu-tunggu.

Satu jam Felix mondar mandir di luar ruangan menunggu istri dan buah hatinya lahir.

Terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan. Semua anggota keluarga baik dari pihak keluarga mu atau Felix, keduanya langsung mengucapkan syukur kepada Allah.

"Alhamdulillah ...."

Waktu kalau ditunggu akan terasa lama. Tapi kalau dinikmati akan terasa cepat berlalu.

Sekarang, anak-anak sudah tumbuh dewasa. Kamu dan Felix semakin tua.

Harlan yang tadinya ingin menjadi ustad sekarang malah jadi pemimpin di perusahaan Felix. Sebenarnya semua ini berkat izin Allah SWT, bukan karena makan kepala ayam.

Sedangkan kedua adiknya, Raki dan Shanum.

Adik-adiknya tengah fokus di bangku sekolah menengah atas ( SMA ).

"Shanum. Jangan ganggu Abang!" tegur kamu kepada si bungsu.

"Jahat! Masa Adek di cuekin! Katanya Bang Raki sayang sama Adek! Buktinya mana malah di cuekin!" protes Shanum.

"Sabarlah! Kamu anak kelas 10 gak bakalan paham sama apa yang anak kelas 12 rasain!" Raki mendorong kening Shanum dengan jari telunjuknya.

"Paling nilainya pas KKM!" Shanum menjulurkan lidah ke arah Abang kesayangannya.

Kamu dan Felix hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah dua adik Harlan ini.

"Padahal waktu hamil, Umi deketnya sama Harlan bukan sama Raki. Kok pas Shanum udah gede malah deketnya sama Raki?" tanya kamu.

"Shanum juga gak suka makan nasi, padahal dulunya kamu apa-apa kalau makan harus pake nasi," jawab Felix.

"Karbohidrat gak selamanya dari nasi, Abi, Umi. Please deh," balas Shanum.

⭐⭐⭐

Kala artinya waktu.

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang