|Chapter 21| Rintangan

2.3K 249 1
                                    

"With order KFC?"
Tanya orang itu.

•••

"Bagaimana keadaan Jian?"
Tanya Andra ketika Arfeondra datang.

"Dia sudah sadar"
Jawabnya sambil memberikan beberapa bungkus besar kepada istrinya, Defora.

"Lalu?"

"Dia diberi obat tidur lagi karena tadi terus menangis"

"Aku sudah menduga hal itu"

"Kita makan dulu"
Ucap oma Enta.

"Kalian makanlah dulu, aku akan berjaga disini selagi kalian makan"
Tolak Andra.

"Kamu juga harus makan Andra. Oma tidak menerima bantahan!!"
Tegas oma Enta kepada anaknya itu.

"Bia-"

"Makan dulu pa, biar Arel sama Alive yang jaga Kean disini. Tadi kami sudah makan duluan kok"
Ucap Arel menengahi perdebatan kecil itu.

"Baiklah, kalau ada apa-apa segera panggil papa"
Pasrah Andra.

Saat ini tinggallah Arel dan Alive saja yang diluar ruangan itu. Alive yang sedari tadi diam, kini mulai beranjak dari tempatnya. Ia memandang sendu seorang yang tengah terbaring itu. Hatinya bahkan badannya pun ikut merasakan bagaimana tersiksanya orang itu yang dilekatkan oleh alat-alat medis yang mengerikan disana.

"Bangun baby"
Lirihnya.

"Kamu nggak kangen sama kakak hm?"

"Kak Alive sedih disini. Kamu hibur kakak dong"

"Maaf ya, kakak belum bisa jagain kamu"

"Tidurnya jangan lama-lama, kamu nggak lupakan caranya buka mata gimana?"
Isakannya tak tertahan, ia menangis sambil terduduk lemas didepan pintu.

Arel yang tidak tega akan keadaan sang adik pun mendekat dan memeluknya. Tak khayal, dirinya juga ikut terisak melihat kondisi adik-adiknya sekarang.

"Kakak kuat kok, kak Alive harus kuat demi Kean. Jangan lemah didepan Kean, nanti dianya ketawa terus ngejek kakak lagi"
Kata-kata penyemangat itu ia berikan untuk Alive dan untuk dirinya juga.

•••

Ketika Jian bangun, hanya ada dirinya sendiri disini. Ia tak beranjak barang sedikitpun dari brankarnya. Yang dilakukannya saat ini adalah memandang dinding putih itu dengan tatapan kosongnya. Raganya disini, namun jiwanya berkeliaran kemana-kemana.
Sama seperti saya saat menulis cerita ini^_^

Cklek

Pintu ruangannya dibuka dan menampakkan seorang suster yang tengah tersenyum kepada nya.

"Tuan muda sudah sadar ternyata, apa ada keluhan?"
Tanya suster itu sambil memeriksa infus yang terkait ke tangan Jian.

"Tidak"
Balas Jian singkat.

"Jika anda perlu bantuan ataupun ada keluhan, anda bisa memanggil saya tuan. Saya permisi dulu"
Pamit suster itu, namun saat hendak keluar Jian menghentikan langkahnya.

My family? || SelesaiWhere stories live. Discover now