TIGA

4 0 0
                                    

3. Pertemuan dua keluarga

Dalam keheningan sore menjelang malam. Di balkon sebuah kamar, Alexi berdiri dengan memandang langit yang mulai petang. Dia masih belum menerima perjodohan tersebut. Meski sudah ada niatan untuk membuat sang calon suami il feel padanya, tapi ia masih takut jika hal tersebut gagal.

"Kira kira siapa ya, yang di jodohin sama gue?"

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu, Alexi masuk ke dalam kamar.

"Alexi, ini mama nak," teriak dari luar kamar Alexi.

"Bentar ma,"

Ceklek

Indah menenteng paper bag, lalu menyerahkan kepada Alexi.

"Ini baju yang nanti kamu pakai buat acara ketemuan nanti malam," beritahunya.

Alexi menerima tanpa membalas ucapan sang mama. Ia masih kecewa dengan kedua orang tuanya yang tiba-tiba ingin menjodohkan dia di umur yang masih terbilang muda.

"Mama ingin kamu menerima perjodohan ini, sayang. Mama ke bawah dulu," ucap Indah seraya mengelus pundak Alexi lalu berlalu pergi ke bawah.

---

"Alexi, calon suami lo udah dateng tuh."

"Bentar, kak."

Alexi dan Ozi menuruni tangga berdampingan. Entah kenapa jantung Alexi yang semula berdetak dengan irama santai, jadi tak karuan. Ia menghela nafas pelan menyiapkan mental untuk bertemu calon suami -katanya-.

"Kak, bantu gue nolak dong," pinta Alexi dengan suara selirih mungkin agar tidak terdengar oleh yang lainnya.

Ozi tak ada waktu untuk membalas Alexi, karna mereka sudah sampai di sofa dimana ada kedua keluarga yang tengah berbincang ria.

Lelaki yang terlihat seperti seumuran dengannya, duduk membelakangi Alexi yang akan menuju ke sofa kosong.

Saat sudah menempatkan dirinya di tempat duduk, Alexi melihat seorang yang ia kenal. Dia Bara, Albara Putra Damian. Si Es batu berjalan kalo kata siswa siswi SMA SATU BANGSA.

Ngapain tu orang kesini?. Batinnya.

Sedangkan Bara yang sudah tahu akan di jodohkan dengan Alexi hanya terlihat biasa saja. Meski dalam hati ia terpaksa menerimanya.

"Alexi, kenalin mereka sahabat papa sama mama. Namanya Lucky dan Lily,"

Alexi berdiri untuk bersalaman dengan Lucky juga Lily yang duduk di sofa sebrangnya.

"Alexi om, tante."

"Cantik banget anak kamu, Ndah." puji Lily dengan menyenggol lengan Lucky.

"Makasih tante,"

"Iya dong Ly, anak aku gitu loh." tampak sang mama yang menyibakkan rambut bersombong.

"Ini langsung aja, apa makan dulu?" tanya Reno, menghentikan aksi dari para ibu-ibu.

"Langsung saja Ren, biarkan para wanita sibuk sendiri." sahut Lucky dengan nada melucu.

Dan seketika hening menyelimuti ruang keluarga.

Hawa di sekitar Alexi terasa dingin, di tengah tengah kumpul dua keluarga.

LexaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang