EMPAT

4 0 0
                                    


4. bimbang

"Itu makanan bisa pusing Al, di aduk aduk doang,"

Yang di beritahu masih saja mengaduk mie ayam yang masih utuh belum di makan meski sesuap. Alexi masih asik melamun.

"Tar, temen lo noh. Lagi kesambet kali ya." Ujar Vinka sedikit kesal karna tadi ia tak mendapat respon oleh Alexi.

Tari hanya mengangkat pundak lalu melanjutkan makan mie ayam di depannya. Dia paling tidak suka saat makan ada orang yang mengajak berbicara dengannya. Tapi pengecualian untuk Alexi dan Vinka. karna mereka adalah sahabat terbaik bagi Tari. Meski kadang tetap kesal jika saat makan banyak bercanda.

"Ah elah, nggak asik lo berdua. Gue ngambek bye." Rajuk Vinka.

Sedangkan kedua sahabatnya itu masih saja tak memberi respon. Ia menggebrak meja dengan kencang, membuat seluruh atensi penghuni kantin mengarah pada meja mereka. Termasuk Bara dan para sahabatnya yang duduk hanya terbentang satu meja.

"Makan, baru ngomong." Ucap Tari santai namun tegas. Yang mampu membuat Vinka langsung menurut tanpa membantah.

Dari meja sebelah yang berjarak satu meja, Bara sedang memperhatikan Alexi. Dia tahu Alexi tengah melamuni apa, jelas tentang pernikahan mereka.

"Bar, woy!" Teriak Kenno tepat di samping telinga Bara.

Bara berjingkrak kaget ekspresi nya pun tak kalah komuknya. Namun dengan cepat dia menormalkan kembali dengan tampang datar andalannya.

Bara melirik tajam Kenno sekilas.

Sedangkan yang di lirik hanya cengengesan tidak jelas.

"Heheheh ya maap, lo lagi liatin siapa si?"

"Ho oh, dari tadi tuh mata ngelirik meja sebelah mulu," sahut Rendy.

"Alexi." Seperti biasa hanya nada datar yang keluar dari mulut Bara, juga dengan ekspresinya.

Kenno, Rendy dan Rama melotot kaget. Lalu menggebrak meja bebarengan sehingga makanan yang tersedia di atas meja tersebut bergeser sedikit. Tentunya hal tersebut membuat lagi dan lagi memicu perhatian para siswa siswi di kanti. Seperti halnya tadi yang Vinka lakukan.

"Lo, sehat kan Bar?" Tanya Rama setelah meminta maaf karna telah membuat ricuh dengan menggebrak meja tadi.

"Hm," Singkat namun Rendy tidak mengerti arti jawaban dari Bara.

"Sini coba gue cek dulu, takut kena virus ni bocah."

Bara menepis tangan Rendy yang memegang dahinya, "Lo bocah." Sarkasnya.

"Gue balik kelas," Ucapnya, langsung di ikuti oleh para sahabatnya. Meski soto dan teman-teman soto belum habis.

---

"Guys, gue cabut dulu ya." Setelah mengatakan itu, Alexi keluar tanpa menunggu Vinka maupun Tari.

"Tu Bocah kenapa si?, aneh banget hari ini." Kesal Vinka.

Matanya yang tak sengaja melihat Zidan beranjak dari tempat duduknya, Vinka langsung menghampiri lelaki tersebut.

"Ehhh, tetangga baru. Gue nebeng pulang ya. Hari ini kan gue gak bawa mobil." Ya, sudah 2 hari Zidan dan Vinka menjadi tetangga. Zidan yang pindah tepat di samping rumah Vinka itu hanya mengangguk saja. Karna memang tadi pagi Vinka juga berangkat dengannya.

"Cie, Zidan akhirnya punya gebetan buat bocengin di motor kesayangan." Ledek Rendy yang berdiri di antara keduanya.

"Gebetan apa si?!" Sewot Vinka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LexaraWhere stories live. Discover now