44. Gangguan

31 12 2
                                    

"Selamat datang," sapa So Min begitu menyadari ada seorang pengunjung datang. Wanita itu segera membungkuk sopan. Disusul Liu yang sempat bermalas-malasan di depan meja kasir dan Kim Na Ra yang termenung mengelap kaca restoran.

Pria bertopi itu mengangguk sekilas, lantas melangkah menuju meja kasir. Bersiap memesan.

"Sudah menentukan ingin pesan apa?" tanya Liu bersiap mencatat pesanan.

"Tidak. Saya ke mari untuk menemui pemilik tempat ini." Alis Liy terangkat sebelah. Melirik Jung So Min yang kini sibuk mengelap meja.

"Maaf, ada keperluan apa sebelumnya?" tanya Liu memastikan. Dari tampilan pria bertopi itu, entah kenapa Liu merasakan firasat buruk.

Pria itu melepas topinya sedikit jengkel. "Aku harus bicara dengannya. Panggil dia."

"Ada apa ini?" So Min yang menyadari sesuatu melangkah mendekat.

"Apa Anda pemilik restoran ini?" tanya pria itu dengan senyum licik.

So Min mengangguk. "Ada perlu apa?"

Pria itu bersidekap. "Kemarin adikku membeli ayam di sini dan dia masuk rumah sakit karena kandungan bumbu di ayamnya. Itu kata dokter. Saya meminta pertanggungjawaban."

Mata So Min melebar. Wanita itu menoleh pada Liu yang sama terkejutnya. "Apa Anda serius?"

Pria berjaket hitam itu sontak memukul meja kasir. "Yaa! Kamu menuduhku penipu?!"

So Min segera membungkuk. "Maafkan saya. Tapi sebelumnya, bisakah Anda menunjukkan struk belanjanya pada kami agar bisa yakin atas cerita Anda."

Mendesis marah, pria asing itu segera melemparkan kertas kecil dari kantong jaket. "Lihat ini!"

Liu segera mengecek keterangan struk yang dilempar di atas meja kasir. Mengeceknya cepat.

So Min menelan ludah. "Bagaimana, Liu Te?"

Pemuda itu menatap So Min masygul, lalu mengangguk. "Ini asli."

Berdecih sinis, pria berjaket hitam itu kini mengeluarkan surat keterangan dari rumah sakit. "Lihat ini juga. Adikku harus dirawat sebulan penuh karena ayam di restoranmu."

So Min menerima kertas tersebut dengan tangan bergetar. Sedikit tidak mempercayai ucapan pria asing itu.

"Kami tidak bermaksud menyinggung, tapi apa benar adik Anda sakit karena ayam kami?" So Min tampak mulai percaya diri ketika ia selesai membaca isi keterangan di kertas. Menatap pria bertubuh jakung itu berani.

"Apa maksudmu? Jelas-jelas dokter mengatakannya demikian!"

So Min menghela napas. Berusaha menahan diri untuk tidak tertawa. "Itu tidak seperti yang ditulis di laporan. Tolong periksa ini, di sini tertulis adik Anda sakit karena overdosis obat."

Mata pria itu terbelalak. Ia memang tidak benar-benar membaca laporan tersebut dengan teliti.

"La-lalu kenapa dokter mengatakannya demikian?"

So Min menghela napas. "Kemungkinan besar adik Anda tidak ingin diketahui soal rasa sakitnya."

"Maksudmu? Adikku mengalami depresi begitu?"

So Min mengangguk. "Bisa jadi. Dia tidak ingin Anda bersedih."

"Yaa! Apa kamu sedang mengatakan kalau adikku ingin mati atau semacamnya? Kau tahu apa soal itu hah!"

"Saya tahu."

Liu menoleh pada So Min. Pemuda itu tampak terkejut.

"Saya tahu karena saya pernah merasakannya. Sekarang, tolong keluar dan jangan buat keributan di sini."

Fabs CaféTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang