26. Udang Asam Manis (2)

2.8K 656 81
                                    

Vote yukkss, biar berkahh

****

Nesya sempat terkejut saat Dimas kembali ke pantry dengan membawa pembantu barunya itu, gadis yang ia ketahui baru bekerja hari ini sebagai asisten rumah tangga di apartemen sang kakak tiri.

Dara terlihat masih belia, wajahnya sangat polos dan manis. Nesya tidak menyangka Dimas akan mempekerjakan gadis kecil seperti Dara alih-alih seorang wanita berumur yang sudah berpengalaman untuk mengurus apartemennya.

"Nes, ada yang bisa dibantu gak?"

Nesya yang baru saja membuka satu kotak sayur sawi lantas mengulum senyum seraya menggeleng. "Gak ada, Mas, ini udah selesai."

"Dara mungkin bisa bantu?" sahut si anak kucing yang hampir saja meneteskan air liurnya saat melihat udang asam manis di atas piring. "Mau Dara bawain ke meja, Bu?"

"Boleh," jawab Nesya. "Tolong ya."

"Siap, Bu." Dara kemudian menghampiri Nesya, membawa semangkuk sayur sawi yang anehnya tidak membuat dirinya mual.

"Kamu umur berapa, Dar?"

"18 tahun, Bu. Dara baru lulus sekolah loh, Bu," jelas gadis itu seraya berlalu menuju meja makan yang terletak tidak jauh dari pantry.

"Masih muda sekali, kenapa gak lanjut kuliah?" Nesya sudah melepas apronnya dan mengikuti Dara menuju meja makan, dimana Dimas yang sedang sibuk dengan ponselnya telah duduk di sana.

"Dara gak punya biaya, Bu."

Ah, Nesya mengangguk memahami itu. Ia lantas menarik kursi yang bersebarangan dengan Dimas dan duduk di sana. "Mas, makan dulu."

Refleks melepas pandangannya dari layar ponsel, Dimas kemudian menatap seluruh masakan yang tersaji di atas meja seraya menyimpam ponselnya ke dalam saku celana. "Wah, banyak banget. Ini kamu masak sendiri?"

"Iya, Mas."

"Pasti enak."

Reflesk Nesya tersenyum penuh binar. Ia akan sesenang itu setiap Dimas memuji apa pun yang ada pada dirinya. "Semoga kamu suka ya."

"Udah pasti suka." Lalu pandangan Dimas beralih pada Dara yang masih berdiri di pinggir meja makan. "Duduk, Dar, ayo ikut makan."

"Ini gak apa-apa, Pak?" Padahal Dara tidak masalah memakan masakan sisa mereka, yang penting ia disisakan udang asam manisnya saja. "Dara makannya bisa nanti kok, Pak."

"Sekarang aja, buruan duduk." Dimas menarik kursi di sebelahnya, meminta gadis itu untuk duduk di sana. "Nanti keburu dingin." Lalu beralih pada gadis di depannya. "Kamu gak keberatan kan, Nes, Dara makan sama kita?"

"Ya?" Nesya yang sejak tadi melamun melihat interaksi Dimas dan Dara sontak tergagap, lalu kepalanya mengangguk bersama senyum manis. "Hm, gak masalah."

Senyum itu yang membuat Dimas jatuh berkali-kali pada pesona adik tirinya.

"Ayo, Dar."

Dara seketika menyengir, perutnya sudah berdemo minta diisi. Seraya mengucapkan terima kasih, Dara duduk di kursi yang telah Dimas siapkan untuknya.

"Mas lauknya mau pake apa? Biar aku yang ambilin."

"Sayur sawi sama ayam goreng aja."

"Udangnya?"

"Udangnya buat Dara."

Seketika gerakan tangan Nesya yang hendak menuang nasi ke dalam piring terhenti. Ia alihkan pandangannya pada Dara yang kini sedang tersenyum kegirangan. "Kamu gak mau?" tanyanya beralih pada Dimas.

KALOPSIAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz