Keputusan Shafira

66 40 16
                                    

"Selamat pagi anak-anak!"

"Pagi Bu!!!"

"Bagaimana kabar kalian hari ini?" tanya Bu Tasya sembari merapikan bukunya di meja.

"Baik Bu!"

"Alhamdulillah sehat!"

"Alhamdulillah baik!"

"Alhamdulillah kalau kalian semua sehat dan keadaannya baik-baik saja." Bu Tasya beranjak mendekati anak-anak. "Hari ini kita ulangan ya anak-anak."

Semua murid kelas X 2 seketika heboh mendengar penuturan Bu Tasya yang kelewat mendadak.

"Loh Bu, kok mendadak banget si?" tanya Fida.

"Iya Bu, ini terlalu mendadak. Kita belum belajar apapun dan tidak tau materi apa yang harus dipelajari. Ibu mah selalu begitu, selalu mendadak," protes Islah tak terima.

"Sengaja. Untuk mengetes apakah kalian belajar Matematika setiap waktu atau hanya akan belajar saat ada ulangan," kata Bu Tasya dengan entengnya.

"Ibu kasih waktu 15 menit untuk belajar. Materinya yang minggu kemarin baru dibahas," lanjutnya lalu kembali duduk di tempat guru.

"Bu, apa tidak bisa diundur ya Bu? Belajar Matematika itu tidak mudah, butuh waktu untuk memahami materinya, Bu," pinta Aulia dengan memelas.

"Kalau kalian belajar Matematika setiap hari, pasti kalian lebih cepat memahami materinya, dan tau bagaimana cara penyelesaiannya." Bu Tasya menghentikan kegiatan menulisnya lalu mendongak menatap murid-muridnya. "Satu bulan yang lalu, Ibu sudah pernah memberitahu kepada kalian jika nanti, akan diadakan ulangan Matematika. Ibu memang sengaja tidak memberitahukannya secara detail kapan ulangan tersebut akan diadakan, itu untuk mengetes seberapa niatnya kalian untuk mengikuti ulangan ini. Jadi, ini tidak bisa dikatakan ulangan dadakan."

"Waktu kalian tinggal tujuh menit lagi. Setelah ini, ukangan akan dimulai. Jadi, cepatlah belajar!" lanjutnya lalu kembali melanjutkan kegiatan menulisnya.

Beberapa siswi berdecak kesal, tmemcibir tidak terima dengan keputusan yang menurut mereka ini terlalu mendadak. Bu Tasya memang selalu seperti ini, waktu ulangan dan kuis tidak bisa ditebak. Walaupun beliau sudah memberi informasi akan diadakan ulangan atau kuis, tetapi informasi tersebut diberitahukan dari satu bulan sebelum ulangan atau kuis dilaksanakan. Wajar bukan jika mereka lupa dan menganggap ini semua itu ulangan mendadak?

"Shafira. Kamu paham dengan rumus ini?" tanya Shelly seraya berbisik.

"Belum. Ini aku baru mau memahaminya. Aku sedikit lupa, hehe."

"Yaahhh, aku kira kamu paham." Shelly kembali memahami materi dengan lesu.

Shafira tersenyum simpul melirik Shelly yang terlihat lesu tak ada niat untuk belajar. Memang ulangan dadakan selalu bikin badmood dan ketar-ketir. Apalagi saat sedang berusaha memahami materi, waktu belajarnya ternyata sudah habis, seperti sekarang.

"Baik karena waktunya sudah habis. Buku LKS, paket, serta buku catatan Matematika diharapkan untuk dikumpulkan di depan sini, dan untuk handphone, kumpulkan di meja paling depan, sekarang!"

"Lahh aku belum paham, ini gimana?" heboh Citra.

"Mampus kau, haha," ejek Fida yang berjalan melewati meja Citra.

"Kumpulkan saja Cit. Sebelum diwaktu," ujar Shelly.

"Iya kumpulkan saja. Aku juga ada yang belum dipelajari tadi," timpal Zafa.

Dengan lesu Citra beranjak untuk mengumpulkan buku beserta handphonenya. Setelah semua buku serta handphone dikumpulkan, Bu Tasya berkeliling untuk membagikan soal ulangannya.

Shafira Story [END!]Where stories live. Discover now