GMSL | Give Me Some Love |
Ini tentang Harza, pengagum Rendika yang meminta sedikit cinta.
✿✿✿Renhyuck✿✿✿
Renjun! Dom
Haechan! Sub
⚠
BxB
Homophobic get away
@_renhyuck_
Seperti waktu itu, Harza tetap memberikan bingkisan kecil. Entah itu coklat, permen, susu, kue, cemilan ringan, air minum, bekal dan masih banyak lagi. Dan yang terpenting dan gak boleh kelupaan, Harza selalu nulis letter love. Dan Harza enggak bakal lupa buat letakin itu di loker Rendika.
Kalau ditanya, malu nggak? Nyesel nggak? Harza akan jawab, " Ya, enggak lah. Yakali nyesel. Orang niat Harza baik kok." Harza gak akan nyesel. Soalnya, Harza pernah lihat sendiri, dengan mata kepalanya, kalau Rendika makan bingkisan Harza kok.
Cuman gitu aja, udah buat Harza senang sampai kebawa mimpi. Kalau ditanya, "Kapan nampakin diri?" Harza bakal jawab, "Ini bakalan ketemu kok. Aku cuman nyari time yang pas kok." Sebenarnya itu cuman bohongan. Soalnya, Harza belum pernah ketemu atau ngobrol langsung sama Rendika setelah kejadian keciduk di ruang arsip sekolah. Se-pengecut itulah Harza.
Kalau tentang Nathan. Heem. Jangan ditanya. Makin menjadi-jadi tuh anak. Gak bisa berhenti. Karna katanya, dalam darahnya mengalir deras darah palyboy turunan ayahnya. Ya, udah sih. Biarin aja. Kena karma nanti.
Jadi siang ini, Harza mau nyamperin Rendika. Bodoh amat diusir. Yang penting ia gak pengecut. Itu aja.
Harza jalan pelan ke koridor kelas Rendika. Deg-degan parah. Rendika itu anak kelas XII PIPS 5. Sementara Harza, ada dikelas XI MIPA Unggulan. Gak usah kaget. Harza memang sepintar itu.
Sejujurnya, waktu Harza udah melangkahkan kaki di Koridor kelas 12, kakak kelas dia banyak yang lihatin dia. Pake acara disiul-siulin segala lagi. Ya gimana ya? Harza itu anaknya manis banget untuk ukuran cowok. Jadi, banyak Seme yang koar-koar buat dinotice si doi.
Back to topic. Sekarang, Harza udah berdiri di kelas Rendika. Sumpah demi apapun, Harza benar-benar gugup dan malu. Perlahan tapi pasti, Harza ngetuk pintu kelas.
Kakak kelas dia ada yang nyamperin dia. Kalau gak salah namanya Mark. Keturunan bule.
"Ada perlu apa ya neng geulis? "
"Eh. I-tu. Emmm kak Rendika ada gak kak? "
"Rendika? Ada sih neng geulis. Tunggu bentar ya?" Mark ngasih wink sama Harza. Yang dibalas Harza dengan senyuman lebar terkesan paksa itu.
Gak lama, Rendika datang dengan ekspresi wajah yang gak jauh beda sama awal pertemuan mereka. Masih agak ketus. Gak tau nanti.
"Ada perlu apa sama gue?" Rendika nanya dengan gaya sinisnya. Sumpah. Harza berani bertaruh kalau Rendika, keliatan berkali-kali lipat lebih tampan.
"G-gue mau ngomong kak. T-tapi Jangan disini."
"Ck. Pulang sekolah, Kafe dream samping taman kota." Habis ngomong gitu, Rendika berbalik masuk kelas. Harza enggak tau harus berekspresi gimana. Karena dia aja enggak nyangka bakal di notice. Ini bener-bener hari lucky Harza. Pokoknya Harza harus nyampe duluan.
📖
Sesuai kata Rendika tadi, sekarang Harza lagi nunggu di kafe dream. Bener-bener pergi kesana, karna yang ngomong Rendika. Bucin banget sih Harza.
"Kak Rendika kemana ya? Lama banget. Katanya tadi pulang sekolah." Harza cemberut dan mencak-mencak kesal.
"Udah keselnya?"
Harza kaget denger suara deep yang bikin jantung dia mau copot, langsung noleh kebelakang. Ternyata itu Rendika! Malu banget Harza.
"K-kak Rendika? Se-sejak kapan kakak disini? "
"Dari tadi."
"Huh?"
"Ck. Waktu lo mencak-mencak gue udah ada dibelakang lo. Sebenarnya gue udah duluan nyampe. Tapi tadi ke toilet bentar."
Wajah Harza makin merah, malu. Telinganya juga memerah. Serius. Udah ngejekin Rendika, taunya dia yang terlambat. Bego bener.
