15. Aldara

203 21 5
                                    

Hello, readers. Apa kabar hm?

Hm hm?

Kok jadi pengen ketawa ya.

Tapi.. Tapi.. Tapi.. Makasih 1k viewnya..

Happy Reading ya..

.
.
.
.
.

"Mommy!!!! Wake up!!" ucap Aca sembari mengguncang pelan tubuh Alda yang terbaring di tempat tidurnya.

Aca bingung. Ia harus minta tolong sama siapa.

Ia berfikir sejenak. Ingatan-ingatan Aca saat sakit dan Alda yang menemaninya. Mulai dari mengecek suhu tubuh, memberi makan dengan menu bubur, dan lainnya.

Aca melihat wajah Alda. Terlihat wajah Alda sangat pucat dengan bibir kering mengganggu pandangan Aca.

Aca mencari ponsel Alda, membuka dan mencari nomor yang ia tuju.

Tut...

Sambungan telepon itu terhubung. Aca terlihat menempelkan benda pipih persegi panjang itu pada telinganya. Hingga terdengar suara.

"Hallo"

"DADDY!!" pekik Aca takut.

"Yes, girl. Ada apa?" tanya orang yang Aca panggil Daddy itu.

Di sini mungkin suaranya terdengar santai. Tapi, tidak dengan tangannya yang mengepal. Ia menunggu penuturan selanjutnya dari gadis kecil yang sudah menelfonnya pagi-pagi.

"M-mommy wajahnya pucat. Aca tadi s-sentuh tangan mommy, p-panas daddy... M-mommy sakit. Daddy Erga cepat datang" Aca menggigit kecil bibirnya. Ia takut. Tapi, tidak berani untuk menangis.

Ya, orang diseberang sana adalah Erga. Sudah ku bilang, kawan. Jika, Aca sudah memanggil Erga dengan sebutan Daddy. Maka, dunia sedang tidak baik-baik saja.

"Astaga.. Tunggu daddy, sayang. Kamu temenin mommy ya.. Jangan kemana-mana okay?"

Aca mengangguk tanda mengerti meski lawan bicaranya tidak dapat melihat apa yang ia lakukan. Setelah itu, Aca mematikan panggilan pada Erga.

Ia menaruh ponsel milik Alda ke tempat semula.

Aca melihat mommynya terbaring tak sadarkan diri.

Entah apa yang membuat Alda hingga tak sadarkan diri saat tidur. Bahkan, badan dengan suhu tubuh tinggi Alda merasa tak terusik.

Kelopak bawah matanya menghitam dan terlihat bengkak.

Selang beberapa menit kemudian. Pintu kamar terbuka menampakkan lelaki berpakaian kantor tergesa-gesa menghampiri Aca dan Alda, diikuti seseorang berjas putih.

Erga menggendong Aca yang tiba-tiba menangis. Matanya tak lepas dari Alda yang berbaring dan diperiksa oleh dokter.

Ya, setelah Aca memberi tau Erga lewat telefon. Erga segera menghubungi dokter pribadinya.

Aca melihat Alda diperiksa dokter tampan, hanya sesegukan kecil setelah menangis dadakan.

"Dokter tampan" kagum Aca pada pria berjas putih itu. Ia melihat itu dengan mata berbinar.

Tak selang berapa lama Gisel masuk kamar Alda juga.

"Kak Erga, bagaimana? Apa yang terjadi? Haruskah ia di rawat inap?" tanya Gisel yang baru datang. Kemudian, mengambil alih Aca dari gendongan Erga.

Erga hanya menunjuk Alda dengan dagunya. Gisel melihat Alda yang terbaring lemah dengan dokter memeriksa keadaannya.

Tatapan Gisel beralih pada Aca.

"Aca sudah sarapan?" Gelengan pelan dari Aca menjadi jawaban pertanyaan Gisel.

Gisel segera membawa Aca ke dapur dan tinggalah di kamar itu hanya ada Erga, dokter, dan Alda.

Dokter selesai memeriksa dan menghampiri Erga untuk melaporkan keadaan Alda.

"Apa yang terjadi?" tanya Erga sedikit khawatir.

Dokter menghela nafas pelan.

"Sepertinya dia kelelahan. Dari yang saya lihat, ia seperti menangis semalaman hingga berfikir berlebihan dan membuat tekanan darahnya menurun"

Erga hanya manggut-manggut mendengar penjelasan dokter.

"Saya sarankan di perbanyak istirahat dan ini resep obatnya. Jangan lupa di tebus di apotek. Harus segera di konsumsi supaya keadaannya lebih baik"

Erga menerima kertas bertuliskan resep obat. Ia mengucapkan terimakasih. Dokter tersebut juga segera pamit, meninggalkan Erga dan Alda di dalam kamar.

Erga mengambil ponsel dan memotret resep tersebut. Kemudian, mengirimkannya pada seseorang untuk membelikan obat Alda.

"Get well soon, baby" ujar Erga sembari mengusap lembut surai hitam Alda. Kemudian, keluar dari kamar Alda. Meninggalkan Alda sendiri. Terbaring lemah di atas ranjang.

***

Next?

Sorry ya up nya lama. Aku agak kurang mood.

Buat kalian. Semangat buat harinya.

Maaf ya kalau part nya pendek-pendek.

Rabu, 1 Desember 2021
Publish : Kamis, 2 Desember 2021

ALDARAWhere stories live. Discover now