Part 31 One of These Night

1K 110 19
                                    

Tuan Kim bersama Junmyeon menghadap pada Taeyeon dan Joohyun yang berada di kursi tunggu ruang perawatan intensif. ketika akhirnya mereka kembali bertemu, Tuan Kim menundukkan tubuhnya sembilan puluh derajat pada Taeyeon dan Joohyun.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada Anda sekalian, Nyonya Kim dan Bae Joohyun. Mohon maaf atas keterlambatan saya untuk meminta maaf. Saya mohon maaf atas perilaku anak laki-laki saya. Sesungguhnya dia seperti itu karena saya. Saya yang terlalu sibuk sehingga mengabaikan tumbuh kembang Junmyeon sehingga mengakibatkan dia kurang kasih sayang setelah eommanya tiada. Sekali lagi mohon maaf"

"Aiggoo Junmyeon aboenim, jangan bersikap seperti ini" Taeyeon dan Joohyun jadi ikut membungkukkan badan.

"aboeji ironayo" Junmyeon menggandeng lengan ayahnya untuk menegakkan tubuhnya tidak enak pada eommanya Joohyun yang juga menunduk.

"semua telah berlalu Junmyeon aboenim. Dulu mereka masih terlalu muda dan tidak mengerti benar dan salah. Dengan demikian, hadirnya Kim Yerim menjadi sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga bagi kita sekalian. Bagi Joohyun dan Junmyeon khususnya. Sekarang mari membuka lembaran baru dan lebih fokus pada kesehatan Yerim" Taeyeon dengan penuh lapang dada menerima permintaan maaf dari ayah lelaki yang sempat membuat kehidupan putrinya diambang kehancuran. Namun seiring berjalannya waktu dan menerima takdir serta bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan, Joohyun dan Taeyeon mendapat kebahagiaan dengan kelahiran Yerim.

"berbicara mengenai pemulihan kesehatan Yerim, kalian benar-benar akan memiliki anak lagi? Bukankah sebaiknya kalian menikah terlebih dahulu. Minimal dengan mendaftarkan pernikahan kalian di pencatatan sipil atau kalau tidak menikah secara sederhana di gereja dengan dihadiri keluarga inti" kembali Tuan Kim mengutarakan pertanyaan sekaligus memberikan saran bagi Junmyeon dan Joohyun.

"benar apa kata Tuan Kim, Joohyun dan Junmyeon. Saya setuju" Taeyeon menanggapi dengan anggukan mantap.

"akan kami bicarakan berdua, eomma dan Tuan Kim" Joohyun menanggapi sekenanya. Ia merasa tidak nyaman dengan topik pembicaraan mereka.

"bukan Tuan Kim, panggil aboeji. Panggil sebagaimana Junmyeon memanggilku"

"ne aboe-nim"

***

"Kim Junmyeon-nim" panggil salah seorang perawat laki-laki yang bekerja di bagian urologi. Junmyeon mengekor pada perawat yang menghantarkannya pada sebuah ruang. Pada bagian pintu ruang itu bertuliskan klinik infertilitas, ruang pengumpulan sperma Seoul National University Hospital. Perawat membuka pintu ruang itu dan mempersilahkan Junmyeon masuk. Setelah itu perawat menjelaskan prosedur yang harus dilakukan oleh Junmyeon.

"Anda bisa menaruhnya di badah ini" perawat memberikan sebuah wadah kecil seperti botol gelas kecil bening yang berbahan plastik. Pada wadah itu juga telah tertera namanya. Junmyeon menerima wadah itu.

"cuci tangan terlebih dahulu sampai bersih" perintah perawat yang mengenakan seragam putih.

"Baiklah"

"Anda juga bisa menggunakan remote control yang ada disana jika ingin menonton video" tunjuk perawat itu pada sebuah remote TV.

"baik" perawat itu kemudian meninggalkan Junmyeon setelah semua penjelasan disampaikan. Tak lupa menutup pintu tersebut rapat-rapat. Junmyeon mendekat sebuah wastafel. Ia mencuci tangannya hingga betul-betul bersih. Langkah kakinya gontai menuju kasur yang tersedia. Ruang itu berukuran kecil. Hanya ada sebuah bed kecil, satu sofa dan sebuah kabinet yang diatasnya terdapat televisi. Ruangannya ditata sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan bagi pasien karena memang kondisi fisik pasien harus tenang.

Give Me a ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang