[𝟛𝟝]📍

268 30 5
                                    


Let's Go!

Jangan lupa Vote+komen

Happy reading

°°°

Karna jam istirahat sudah tiba, Jisoo sibuk membereskan buku note kecil serta beberapa dokumen dia tumpuk'kan disamping komputer. Dia merogoh tas untuk mengambil dompet dan berjalan keluar ruangan.

Sebelum panggilan dari seseorang membuat wanita itu menoleh, matanya memandang heran Seokjin yang sedang berjalan tergesa-gesa kearah nya.

"Darimana aja?" Hardik Jisoo begitu Seokjin sudah sampai dihadapan nya. Sedari tadi dia sibuk mencari pemuda itu kesana kemari. "Tadi ada telpon, dari pak jae-wook. Tapi kau tidak ada jadi aku angkat saja."

Mengatur nafas nya yang memburu, Seokjin langsung membekap mulut wanita didepan nya ini agar segera berhenti bicara. "Ikut gue sebentar!" Tanpa aba-aba dia langsung menarik tangan Jisoo.

"Emang kita mau kemana sih?" Tanya wanita itu bingung, dia sudah lapar sekarang.

Kaki Seokjin terus berjalan. Namun, pegangan pada tangan Jisoo sudah dia lepaskan lalu memasukkan salah satu tangan nya kedalam saku celana. Dari tatapan mata bisa dilihat bahwa lelaki itu sedang gundah gulana.

Menghentikan langkah, Jisoo memanggil nama Seokjin hingga lelaki itu menoleh kearah nya.

"Lu kenapa? Ada masalah?" Tanya Jisoo terlihat khawatir. "Cerita sama gue."

Kepala Seokjin menggeleng pelan sebelum beralih memijat pangkal hidung nya pusing, tidak tau bagaimana cara mengatakan nya kepada Jisoo.

"Bilang aja gak papa, gue bakal dengerin kok." Ucapnya tulus memandang sorot mata Seokjin hingga pemuda itu mengalihkan pandangannya dari wajah Jisoo.

Sebelum menjawab Seokjin menyempatkan diri untuk mengelus belakang kepalanya. "G-gini, mam--- ng... mommy gue pengen ketemu sama lu. Dia maksa gue." Keluh pemuda itu tidak habis pikir dengan jalan otak sang ibu. Jika dia menolak maka Seokjin akan di coret dari KK.

Pikiran Jisoo mendadak nge-blank, jadi? Sejak tadi Seokjin memikirkan hal ini?

Hahaha sungguh hal itu membuat Jisoo ingin terbahak saat itu juga, tapi tak jadi hanya ada kekehan kecil yang terdengar. Dia menghargai Seokjin, mungkin pemudab itu berpikir hal ini bisa membuat nya sedikit tidak enak dan menjadi overthingking.

Tapi jujur dia tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Jika bertemu dengan ibu Seokjin dan hubungan mereka direstui maka Jisoo bersyukur, tapi kalau sebaliknya ya maka dia harus lebih berusaha lagi agar mereka bisa direstui.

"Jadi lu mikirin ini?" Tangan itu terangkat mengelus pipi Seokjin, dengan cepat dia mengangguk pelan. "Ya udah ayo!" Ajak Jisoo kemudian menarik tangan Seokjin.

Terpaku diam, kelopak mata Seokjin mengerjam. "Lu mau?" Tanya lelaki itu merasa tidak yakin.

Seulas senyum terbit di bibir love milik Jisoo, tanpa menjawab dia terus berjalan sesekali bertanya tentang apa yang disukai oleh ibu Seokjin, membuat pemuda itu tersenyum manis.

My secretary KIM JISOO [END]Where stories live. Discover now