'18°

1.6K 215 41
                                    

happy reading(๑>ᴗ<๑)
.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana?" Tanya Jaemin, dirinya masih duduk didepan cermin, memainkan ponselnya entah melihat apa. Sementara ada seorang wanita yang entah siapa sedang menata rambutnya yang sebenernya sudah rapi.

Pria yang ditanyai oleh Jaemin mengangguk, membenarkan kancing pada lengan jasnya, Jeno berdiri merapikan pakaian putih yang dia kenakan. Hari ini pernikahan Jaemin, bernuansakan putih sesuai warna kesukaan Jaemin belakangan ini.

"Winter udah siap, pendeta juga udah siap di altar," kata Jeno, menatap Jaemin dari pantulan cermin yang masih juga memainkan ponselnya dengan asik, ya bisa jadi urusan pekerjaan, dimana seminggu ini Jaemin sibuk dengan pertunangan yang berakhir pernikahan ini, segala skripsi anak-anaknya dilakukan secara online. Bahkan beberapa Jaemin serahkan pada Lia, istri Jeno.

Ah pertunangan yang berakhir pernikahan?
Karna bukti video dari cctv apartemen Winter, dimana terlihat Jaemin dan Winter yang saling menikmati permainan panas keduanya, entah itu Jaemin dalam keadaan sadar, tetapi mereka memang melakukannya selama itu, dan fakta Winter hamil memang benar. Toh bukti dan fakta sudah ada, tak bisa di tutupi, daripada semakin besar dan membuat semua malu, kedua keluarga besar setuju untuk menikahkan keduanya.

Tak semua, Jaehyun.
Ayah dari Jaemin, dia masih menginginkan Renjun sebagai mantunya, karna Jaemin, tersenyum saat bersama Renjun, terbukti ketika keduanya berada di ruangannya, tapi kecerobohan anaknya membuat semuanya berubah, tak bisa memutar waktu, hanya jalani dengan ikhlas. Mau bagaimana pun juga, semua sudah terjadi saat ini, apalagi ketika Renjun menelfon, menolak bekerja dirumah sakit Jaehyun, dan memilih bekerja di China.

"Para tamu?" Tanya Jaemin, kembali, Jeno kembali mengangguk.

"Oh iya, Hendery mau ngomong sama lu didepan, coba lu samperin dulu," kata Jeno, dia tanpa pamit langsung pergi meninggalkan Jaemin, berniat menemui sang istri yang tadi disuruhnya menunggu di ruang rias Winter. Perut Lia yang memang belum membesar, tetapi posesif Jeno sudah sangat melebihi batas, bahkan Jeno sampai rela membantu Lia mengurusi skripsi.

Jaemin menegakkan tubuhnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu, disampingnya sudah terdapat Hendery yang berdiri dengan jas putih pula, terlihat, tampan. Jaemin merogoh sakunya, mengeluarkan permen dari sakunya, membuka dan mulai menikmati permen itu sambil menatap Hendery. Jaemin sempat merokok tadi, jadi dia tidak ingin membuat Winter jijik dengan merasakan bau rokoknya, takut Winter mual seperti sebelumnya.

"Ngapain?" Tanya Jaemin pada Hendery yang dibalas kekehan kecil oleh Hendery, dia memasukan tangannya kedalam saku jasnya, lalu menggeleng pelan heran dengan tingkah Jaemin.

"Gue kira yang bakal nikah setelah Jeno itu Mark, ternyata malah lu duluan," kata Hendery, Jaemin tak berkutik, dia tetap diam menikmati permennya dan sesekali melirik sekitar dan berusaha mendengarkan orang-orang yang sudah ramai mengisi gedung.

"Renjun," kata Hendery membuat Jaemin mengalihkan pandangannya.

"Kenapa? Mana dia? Lu tau dia dimana kan?" Kata Jaemin cepat, Hendery kembali terkekeh, dia mengangguk dan menepuk pundak Jaemin.

"Selama ini dia ada di rumah sakit tempat gue kerja di China, lu tau, dia udah jadi dokter yang hebat disana, bahkan sebelum hari kelulusannya yang tertunda karena lu yang gak bakal di keluarin kampus, jadi wisuda dia tertahan, tapi dia masih bisa menjadi dokter ahli bedah yang cukup hebat dan terkenal saat ini," jelas Hendery, Jaemin terdiam, dirinya menundukkan kepalanya, dia pergi ke China, kenapa tak menemukan Renjun? Ah bodoh.

"Gue bakal ke China setelah acara pernikahan gue," kata Jaemin, lalu ingin melangkah kakinya, tujuannya adalah tempat sang ayah berada saat ini.

"Gak usah repot-repot, dia ada disini," kata Hendery menghentikan langkah kaki Jaemin.

✔️ My Bad Lecturer||•Jaemren🪶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang