Bagian 10: Ini permainan sesungguhnya.

11.7K 1.2K 59
                                    

Kini, sepasang suami istri tersebut sedang berada di satu ruangan yang sama; dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, sepasang suami istri tersebut sedang berada di satu ruangan yang sama; dapur.

"Apa yang kau masakan untukku?" Tanya Jaehyun yang baru saja tiba di dapur.

"Steak. Aku juga membuatkanmu potato wedges sebagai pelengkapnya" Taeyong meneguk segelas air sebelum berniat untuk pergi dari dapur.

"Taeyong" satu panggilan itu membuat Taeyong membalikkan badannya dan menaikkan satu alisnya.

"Kemarilah sebentar"

Mengikuti perintah sang suami, Taeyong berjalan menuju Jaehyun yang sedang duduk di kursi sekitar dapur.

Taeyong mendekatkan tubuhnya, secara otomatis tangan Jaehyun telah melingkar pada pinggang sang istri yang tengah mengandung.

Taeyong menangkup pipi Jaehyun lalu menekan pipinya, membuat bibir Jaehyun sedikit maju karna ulahnya. Bibir yang masih maju itu diciumi beberapa kali oleh Taeyong.

"Ada apa bayi besarkuu??" Taeyong melepaskan tangannya sebelum menangkup pipi Jaehyun.

Jaehyun menarik pinggang yang lebih pendek, membuat Taeyong terjatuh dipangkuannya.

"Aku merindukanmu"

Taeyong mengernyitkan alisnya bingung ketika Jaehyun berkata seperti itu dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan.

"Bagaimana kabar mini Jaehyun didalam sana??" Jaehyun menciumi perut Taeyong, membuat Taeyong terkikik geli karna sensasi diperutnya.

"Baik, Daddy!" Taeyong menirukan suara anak kecil ketika menjawab Jaehyun, ia tersenyum manis seperti anak anak yang masih belia.

Jaehyun mencubit pelan perut Taeyong karna gemas, "jangan merepotkan Mommy ya? Kita harus jaga Mommy bersama sama!"

"Siap Daddy! Tapi Daddy tidak boleh mencubit Mommy, nanti Mommy kesakitan!" Taeyong yang masih menirukan suara anak kecil, seakan ialah yang menjadi nyawa diperut yang masih rata tiu.

"Oh ya? Apa Mommy kesakitan?" Kini Jaehyun mendongak, pertanyaannya lebih menuju ke Taeyong daripada ke perutnya.

Taeyong mengalungkan tangannya pada leher Jaehyun lalu tertawa kecil.

Ia menyisir pelan rambut sang dominant. Menyadari bahwa rambut tersebut sedikit berantakan dan kusut.

"Kenapa tidak menyisir rambut, sayang?" Taeyong bersuara dengan jemari yang masih sibuk merapikan rambut sang suami.

Sedangkan Jaehyun. Ia terdiam, terpesona dengan pahatan indah didepannya. Bagaimana sosok itu tertawa manis dan bagaimana sosok itu menyuarakan hal hal dengan lembut.

Selesai dengan acara menyisirnya, Taeyong kembali meletakkan tangannya pada leher Jaehyun. Menatap balik sang suami dengan tatapan intens nya.

Entah bagaimana, kini keduanya telah jatuh dalam ciuman yang terbilang cukup panas.
Saling beradu lidah, dengan Taeyong yang sesekali melenguh dalam ciuman tersebut.

Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang