Berkah Hantu

21 4 4
                                    

Ada yang tidak beres akhir-akhir ini dengan rumah berhantu tersebut, orang-orang berusaha menghindar setelah tragedi lalu dan tidak melewati arus di sekitar rumah itu. Saat semuanya mulai meninggalkan dan melupakan kejadian masa lampau, mansion tersebut mulai bergemuruh aneh. Beberapa orang menyangka bahwa hantu penunggu memiliki rasa dendam. Beberapa mengira hantu penunggu sedang bosan dan menginginkan mainan, atau setidaknya tumbal untuknya makan. Rumor-rumor seram itu mulai menyebar cepat hingga sampai pada telinga Alatha.

(Lanebert --> Alatha)

Sudah berapa hari kakaknya sempurna tidak pulang, orang tua mereka ketakutan dan mulai meminta bantuan pihak kepolisian. Dia sendiri membantu mencari sebisanya, menempel poster orang hilang di banyak tempat sambil berharap kakaknya bisa pulang.

' Dimana kamu sekarang?.' Seluruh pesan yang ia kirim beruntun hanya berakhir dibaca tanpa balasan. Ia menjadi risau dan memiliki firasat buruk tentang hal itu. 

Hanya... Mengapa? Ataukah jangan-jangan ponsel kakaknya sedang berapa di tangan pelaku? Atau malah jangan-jangan.. Kakaknya terjebak di rumah hantu itu?

Jejak terakhir mengatakan kakaknya berada disana, namun saat kepolisian menelusur mansion yang ditemukan hanyalah kekosongan. Tidak ada siapapun disini. Mungkinkah kakaknya sudah dibawa ke alam berbeda? Mungkinkah?

Kalau begitu bukankah Alatha harus bertindak sendiri? Tak ada yang tahu kakaknya sedang apa sekarang. Dengan rasa khawatir dirinya mulai merenungkan tindak selanjutnya.

***

" Sial..."

Aku berbaring malas di atas kasur dengan menggenggam ponsel tanpa koneksi ditangan kanan. Beberapa saat lalu aku berusaha bermain dengan HP setelah berhasil mendapatkannya kembali, namun anehnya jaringan disini tiba-tiba terputus tanpa ada aba-aba, hilang begitu saja. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Tidur-tiduran saja gitu?

" Aku perlu pulang." Keluargaku sudah pasti panik saat aku tidak ada di rumah dalam waktu lama. Tanpa tahu sudah berapa lama aku bersemayam di kamar ini, aku hanya bisa berputar-putar saja. Ruangan ini hanya memadai hal yang diperlukan saja, tak ada yang spesial. Misalnya kamar mandi di samping sana, isinya hanya bak mandi, shower, dan perlengkapan mandi lainnya. Tak lebih dari itu. Lalu lemari yang terbuat dari pohon jati itu, isinya hanya pakaian wanita dan pria berwarna putih, pakaiannya lebih didominasi pakaian wanita sih.

Ruangan ini rasanya memang sudah didesain khusus untuk mengurung orang sepertiku. Pintu dikunci rapat dan tidak jalan keluar. Kalian bilang lewat jendela? Aku tak tahu ini ada di lantai berapa, namun saat aku melihat keluar yang kutemui hanya awan-awan. Bukan pepohonan apalagi pemandangan dimana akan banyak rumah-rumah terjejer rapi. Gila, aku benar-benar tahanan.

Visiku bergetar disaat depresi kian menimpa, hantu itu juga tak menemuiku sama sekali. Dia mencampakkanku begitu saja. Andaikan, andaikan saat itu aku tidak berniat membuat konten. Akankah aku tetap bisa hidup bebas seperti biasanya?

Aku depresi dan mengutuk diri sendiri, lama-lama aku bisa gila beneran. Kapan dia akan datang? Apa dia akan menemuiku? Apa... Saat dia menemuiku dia akan berencana melepaskanku?

Bagaimanapun itu, jangan kurung aku seperti ini. Aku tidak bisa. Dadaku selalu bergetar kencang saat memikirkannya, nafasku sering tersengal dan sulit sekali menghirup udara. Hentikan, aku tidak bisa dikurung. Jangan kurung aku.

Saat aku bertemu dengannya, akan kupastikan bahwa aku akan melemparinya habis-habisan. Bisa-bisanya kamu seperti ini, memangnya ini kebiasaan para hantu?

Aku meringkuh tajam sambil memaksa mata untuk tidur, saat aku terbenam dalam buaian mimpi, nafasku lebih stabil. Karena di dalam mimpi aku tidak dikurung.

Streaming ServiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang