Chapter 12 : Jalan pulang

18 11 2
                                    

SUARA mobil terdengar cukup jauh, Gavin dan Sava saling menatap, kemungkinan besar mereka berdua berada di jelan yang benar saat ini.

Keduanya kembali berjalan lurus ke depan, hingga 5 menit kemudian mereka menemukan jalan raya. Gavin dan Sava langsung terduduk di pinggir jalan, mereka berdua menghela napas lega karena berhasil selamat.

Sava kembali menatap langit, bintang-bintang cantik yang menghiasi langit malam itu serasa mengitarinya. Dua minggu yang benar-benar melelahkan.

Siapa sangka dia masih diberi kesempatan seperti ini.

"Lo percaya sama kebetulan?" Sava menatap Gavin yang barusan mengajukan pertanyaan itu.

Gadis cantik itu menggeleng "Ga ada kebetulan ataupun keberuntungan" Sava kembali menatap langit "Itu semua udah ditakdirin" katanya.

"Contohnya gue sama lo, kalo ditakdirin buat selamet, ya mau salto kek, masuk ke lubang buaya kek, ya bakal tetep selamet. Karena itu takdirnya" Sava berujar dengan panjang.

Gavin tersenyum "Kalo gitu, berarti kita emang ditakdirin buat ketemu lagi" katanya.

Sava menatap bingung pria itu "Emang lo sama gue pernah ketemu?" tanya Sava.

Gavin mendengus, bukankah kata "Kita" kebih singkat dari pada "Lo sama gue" kenapa Sava lebih memilih opsi kedua yang jelas-jelas lebih ribet.

"Pernah, ga inget? Anak smp yang ditolongin anak sd" jawab Gavin.

Sava mengingat-ngingat sebentar "Oh!! Jadi lo cowok itu ya!!" katanya bersemangat karena mengingat masalalu "Kok beda banget sekarang?!" gadis itu memukul bahu Gavin.

Gavin tertawa "Inget lo? Padahal waktu itu lo masih bocah ingusan" katanya.

Tawa cerah mereka hanya berlangsung beberapa saat, Gavin langsung mengajak Sava untuk pergi mencari pemukiman, mereka setidaknya harus makan.

Di tengah perjalanan, di mana hanya terdengar langkah kaki mereka, Gavin bertanya "Jadi.. Gimana lo bisa jatuh?" tanya pria itu.

Terdengar dengusan kesal dari Sava "Angga sialan, dia sengaja ngelepasin tangan gue, karena dia suka sama abang gue" jawab Sava.

"Oh ya? Gimana lo bisa ketemu Angga? Sebelum itu, lo ada di mana? Kenapa bisa jauh banget sampe ke sini?" tanya Gavin penasaran.

Sava menceritakan bagaimana awal mula dia diculik, lalu bisa pergi ke kampung yang terbilang cukup pedalaman itu karena pocong. Dilanjutkan dengan Gavin yang menemukannya di salame perkampungan itu.

Kemudian bagaimana Gavin membawanya ke ujung tebing sana, dan dengan sengaja melepaskan tangannya. Bahkan Sava menceritakan hal itu sambil beberapa kali mengumpat.

"Kalo Gavin lagi sama lo? Terus yang dorong gue?" Gavin mencoba berpikir.

Dan dengan cepat Sava menjawab "Kaki tangannya lah pasti, pas banget juga dia ngejatohin gue di sana" kata Sava.

"Masuk akal" Gavin mengangguk setuju.

Sava menghela napasnya "Apa sekarang udah selesai?" gadis itu benar-benar kelihatan lelah.

"Sebentar lagi, ada beberapa hal yang perlu diperjelas" kata Gavin.

Sekitar dua jam kemudian mereka berdua menemukan minimarket 24 jam, ah beruntung sekali bisa menemukannya. Gavin menumpang charger di sana, sekaligus membeli makanan untuknya dan Sava.

Sava menyeruput mie instannya, entah jam berapa sekarang tapi rasa mie instan ini benar-benar nikmat. Dia tidak peduli tentang kasir minimarket yang menatapnya aneh.

Gavin duduk di depan Sava setelah mengambil ponselnya, dia menekan salah satu kontak di sana, dan hanya butuh beberapa saat kemudian tersambung.

"Aman" ucapnya ke Yohan begitu telfon tersambung.

Setelah itu, Gavin kembali menyimpan ponselnya dan hanya menatap Sava yang sedang lahap makan mie instan.

"Kelaperan banget lo?" katanya melihat Sava yang hanya mengunyah sebentar kemudian kembali menyeruput mie.

Sava menggeleng "Mungkin gara-gara gue hampir mati, jadinya gue kelaperan deh" jawabnya setelah menelan mienya.

Gavin hanya terkekeh mendengar itu, dia juga sudah menghabiskan satu cup mie instan dan setengah botol air mineral.

"Permisi' kasir minimarket itu tiba-tiba saja sudah ada di dekat mereka "Alsava 'kan?" tanyanya.

Gavin tersenyum miring "Iya! Saya yang nemuin dia!" katanya sambil menarik kursi Sava agar lebih dekat kepadanya.

"Ah.. Iya" kasir minimarket itu kembali ke dalam.

"Pak Yohan pasti buat semacam sayembara" kata Gavin menjawan rasa penasaran yang ada di dalam tatapan Sava.

To be continued...

Don't Trust AnyoneWhere stories live. Discover now