💮

1.5K 167 7
                                    

"Pa~"

Panggilan lucu itu mengalihkan perhatian Jeno dari berkas yang tengah ia baca. Anaknya yang tengkurap itu tengah menatapnya lucu.

"Kenapa sayang?"

"Hehehe..."

"Sini dekat Papa"

Siyut...

Siyut...

Badan gembul si bayi bergerak heboh ingin mendekati Jeno. Ia merayap seperti ulat, Jeno gemas sekali melihat itu.

"Waktunya makan~"

Kedatangan Karina dengan mangkuk ditangannya mengalihkan perhatian si bayi. Senyuman lebar antusiasnya menyambut makanan dengan penuh kebahagiaan.

"Mam~"

"Iya ini mam untuk adek manis"

Jeno mengangkat tubuh gembul si bayi kepangkuannya, dan Karina yang menyuapi si bayi.

"Umumu~ anak Mama Rin manis sekali"

"Iya dia manis sekali sama seperti Mamanya"

"Eii... Gombal. Aku mau ngumpul tugas sebentar nanti, Jen."

"Aku ada rapat, Rin. Adek diajak ke kantor boleh kan?"

"Boleh, asal adek tidak jauh-jauh dari kamu."

🦢

Untuk ukuran badan anak usia delapan tahun tubuh Jeno tidak seperti pada usianya, dia sudah tampak seperti anak belasan tahun yang sudah memiliki anak, maka dari itu dia dijuluki Young Papa oleh karyawan maupun rekan bisnisnya. 

Wajah tegas bersanding dengan wajah imut. Itulah yang dilihat para karyawan di dalam ruang rapat pagi ini. Bayi manis dengan bandana butiran salju itu tidak henti-hentinya menebar senyum lucunya. Ia bersandar manis diperut sang papa.

"Pa~"

"Hmm?"

"Mam"

Jeno membuka kotak biskuit bayi yang diletakkan di atas meja.

"Mam pelan-pelan ya, dek"

"Eum."

"Jelaskan keuangan kita bulan ini"

"Baik, pak." Manager keuangan membuka laptopnya yang sudah tersambung ke proyektor. Deretan angka dengan jumlah nol memusingkan kepala terpampang jelas di depan sana.

"Ada orang yang berani menggelapkan dana pembangunan kita di daerah.... Saya sudah mengetahui orangnya, pak."

Manager keuangan yang bicara tapi deg-degan yang lain. Menurut kejadian yang sudah-sudah pimpinan mereka ini agak temperamen kalau ada yang mengacau miliknya. Maklum darah muda teman.

Nyam~

Nyam~

"Berapa?"

"3 M, pak."

"Dimana dia sekarang?"

"Dia kabur ke Jepang tadi pagi, pak. Kami sudah memberitahu kepolisian di sana, dia sudah diamankan."

"Wah... Dia mau liburan ternyata. Jemput dan seret dia dari--"

Nyam~

"--bandara ke--"

"Pa~ aaaaa~" Winter menyodorkan biskuitnya ke Papa Jeno.

Selesai ngunyah Jeno lanjut bicara lagi, "--dari bandara ke kantor." Hilang sudah keseraman Jeno karena ulah bayi gembulnya ini.

🦢

Kalau ada yang tidak mengerti dengan alurnya, boleh bertanya.

Adyatama LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang