Bagian 14: Rasa yang Sudah Hilang

57 51 6
                                    

Setelah beberapa lama kemudian, semenjak hari di mana eskul sastra ngumpul bareng di mall, aku dan Vingky sudah tidak berkomunikasi lagi seperti biasanya seperti menjaga jarak, dan ku rasa itu bagus. Sampai ketika dia memutuskan untuk pindah tempat duduk dan tidak ingin duduk di samping ku, saat dia pindah tempat duduk, tak ada kata-kata yang keluar dari nya, sepi kalem seperti dia tak pernah mengenal diriku. Dia meminta kepada wali kelas untuk menambah kan satu meja di sebelah kiri 3 baris dari tempat duduk ku, alasannya adalah karna terlalu silau jika siang hari berada di tempat duduk nya.

Alasan yang begitu aneh menurut ku, sebelumnya biasa-biasa saja, namun tiba-tiba terpikir oleh nya untuk pindah, dan sekarang hanya ada aku yang sendirian duduk, ini seperti nya kemauan ku yang sudah lama berlalu baru terwujud sekarang. Namun biarlah, mungkin itu cara nya untuk menjaga jarak dengan ku, karena mungkin dia tak ingin terlalu banyak berbicara dengan ku untuk menjaga perasaan Rendy sebagai pacarnya. Suasana yang baru, dan semua nya telah ku reset dan kembali menjadi diri ku yang dulu, akan ku lupakan semua yang telah ku rasakan selama ini dan kembali menjadi jati diri ku yang sudah lama tertidur karena sebuah Hati.

Setiap hari nya di sekolah, aku selalu melakukan apapun sendiri, pergi ke tempat biasa aku makan siang duduk sendiri sambil menulis kata-kata, dan terkadang aku membaca komik di tempat biasa aku duduk, namun jika aku malas keluar, aku hanya berdiam diri di dalam kelas melihat ke arah Jendela. Tak jarang juga aku sering di datangi oleh Denny untuk membahas kata-kata apa yang cocok untuk di tempelkan di Mading sekolah, kegiatan ekul ku terus ku jalani, bertemu dengan mereka yang telah menganggap ku sebagai sahabat mereka, dan sekarang pun aku juga tak terlalu tertutup dengan mereka.

Tak terasa sebentar lagi aku akan naik kelas, karna sudah memasuki semester akhir untuk penerimaan raport hasil belajar selama di kelas X. Apa yang ku lakukan sekarang sudah seperti biasanya, melupakan semua rasa sakit, pelahan lahan rasa yang dulu pernah ada untuk seorang wanita pelan-pelan menghilang seiring berjalannya waktu. Tak jarang juga pada saat di sekolah, aku melihat Vingky dan Rendy selalu berdua, namun sekarang aku tidak lagi kesal dengan pemandangan seperti itu, aku sudah mulai terbiasa.

Sedangkan saat hari libur, aku menghabiskan waktu ku dengan keluarga ku, tak jarang aku berjalan-jalan di kompleks perumahan hanya untuk menikmati sore hari, melihat anak-anak bermain, duduk di taman, dan terkadang aku juga menulis di taman kompleks perumahan ku. Terkadang aku juga melihat Vingky seperti dahulu nya pada saat dia mengajak ku malam Minggu, dia joging seorang diri, terkadang dia hanya melihat ku dan tak menyapa ku, Ya bagi ku itu tidak apa-apa, karena itu adalah hal yang wajar.

Dan tibalah saat di mana kenaikan kelas, aku berangkat ke sekolah seperti biasa nya, nanti ayah ku atau ibu yang pergi untuk mengambil raport ku, namun seperti nya ibu ku yang akan hadir di sekolah, kata ibu dia akan nyusul nanti nya, jadi aku pergi duluan ke sekolah karna ada pertemuan juga di eskul, saat aku tiba di sekolah dan memarkirkan motor ku, aku di di kejutkan oleh Denny yang menyapa ku, dan kami pun pergi ke perpustakaan bersama-sama. Saat kami tiba di perpustakaan, teman-teman yang lain juga sudah pada ngumpul, dan seperti biasanya ibu Liya belum datang.

Daud dan teman-teman nya menunggu sambil bermain tebak-tebakan di dalam perpustakaan, mereka ngobrol, dan itu terlihat begitu asik, Daud juga tidak canggung lagi seperti kemarin, sekarang di dalam perpustakaan itu Daud bisa tertawa, setelah beberapa lama kemudian ibuk Liya pun datang...

"Selamat pagi anak-anak" sapa buk Liya kepada kami.

"Pagi buk " jawab kami serentak.

"Seperti nya kalian bersemangat sekali hari ini" tanya buk Liya kepada kami.

"Iya dong buk, karena bentar lagi kan libur" jawab Denny.

"Hahaha, libur aja yang ada di pikiran mu itu den" ucap buk Liya.

THE LONER (Si penyendiri)Where stories live. Discover now