6 - Sungai Ayden I

34 10 6
                                    

Para prajurit yang mengelilingi Gustav mulai menerjang dia. Mereka menyerbu dari dua sisi. Di depan mereka menyerang, sementara kubu belakang berusaha untuk menangkap dan menahan prajurit bayaran senior itu.

Gustav memberi perlawanan yang mumpuni untuk menumbangkan setidaknya sembilan dari sepuluh prajurit yang ada. Namun, sayang, ia harus berakhir dalam posisi telungkup dengan sendi-sendi yang terluka. Ia berdarah di bawah injakan kaki sang kapten.

"Kamu sangat tangguh, aku harus mengakui hal itu. Kamu memang prajurit bayaran yang profesional," puji pria bersurai oranye itu. Sedangkan Gustav memasang wajah tidak suka kepada pria yang menginjaknya itu.

"Kau yang masih bisa berjalan, segera siapkan ramuannya!" perintah sang kapten kepada salah seorang prajurit yang tersisa.

"Siap laksanakan, Sir!" Prajurit itu kemudian mengaduk-aduk tungku berisi ramuan sihir yang ada di tengah ruangan. Tampak asapnya yang berkabut gelap berkumpul di udara. Ia lalu mengambil satu botol dari isi yang terdapat di dalam tungku.

Di sisi lain, sang kapten menarik pundak Gustav sehingga dia dalam posisi telentang. Tangan kanannya mengunci kedua pergelangan Gustav, sementara tangan kiri menahan rahang pipinya agar mulut pria bersurai coklat itu tetap terbuka.

"A-ah...."Gustav berusaha melepaskan diri dari pria itu, tetapi nihil. Dengan tiba-tiba Gustav merasakan aura panas yang sangat luar biasa seperti berada di padang gurun. Sekarang, ia kelelahan dan kepanasan.

P-panas sekali... apa pria ini adalah pengendali sihir api?

Tak lama setelahnya, sang prajurit datang dengan membawa sebotol minuman ramuan yang baru dituang. Ia bersama sang kapten lalu memaksa Gustav untuk meneguknya dalam posisi berbaring, membuatnya sedikit tersedak.

Ketika ramuan dalam botol itu sudah mau habis, Gustav merasakan pusing dan nyeri yang hebat di dalam jantungnya. Ia semakin lemas. Sementara bisa dirasakannya cengkraman sang kapten yang semakin melemah.

Pandangannya memburam dan Gustav tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Ia menutup mata biru jernihnya dengan pulas setelah kehilangan seluruh tenaganya.

***

Beberapa jam telah berlalu. Gustav secara perlahan mendapati dirinya sadar kembali. Ia membuka matanya lalu memerhatikan keadaan sekitarnya.

Dia mengingat-ingat apa saja yang sudah terjadi padanya sebelum ia pingsan. Pertama ia dijebak
Lalu dirinya dipaksa untuk meminum sebuah ramuan yang tampaknya adalah 'sihir racun khusus'--terlihat dari gejala yang ditimbulkannya.

Kemudian setelah ia mulai kehilangan kesadarannya....

Apa aku digendong sampai sini oleh orang itu?

Ya, orang itu, sang kapten berwajah tampan yang anehnya terus terbayang oleh Gustav sejak saat mereka pertama kali bertemu. Gustav termenung sesaat sembari duduk di atas kasur kecil yang ada di dalam tenda yang tengah ia tempati saat ini.

"Oi, Gus. Kau sudah bangun?" Sebuah suara yang dia kenal menyadarkannya dari lamunan.

"... Sudah berapa lama aku tertidur?" tanya Gustav kepada orang yang memanggilnya itu. Ia adalah teman satu angkatannya Gustav di gilda, sesama prajurit bayaran.

"Sekitar dua jam. Tapi sebetulnya aku cukup terkejut. Kau tampaknya memberi perlawanan yang signifikan sampai terluka. Saat kami datang ke sini, kami langsung tertangkap oleh  prajurit istana tanpa sempat memberi perlawanan berarti," ungkapnya.

"Lalu apa kalian diberi minum ramuan mencurigakan juga?" tanya Gustav sekali lagi.

Orang itu mengangguk. "Iya. Lalu kami tertidur setidaknya setengah hari. Beberapa dari kami bahkan baru bangun tadi pagi," lanjutnya.

[BL] Galathea I : Kubea [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang