{01}...°𝔻𝕒𝕪 𝕒𝕤 𝕦𝕤𝕦𝕒𝕝°

346 242 237
                                    

~Aku tidak menyangka, kamu yang hanya datang sementara. Namun membekaskan sebuah bahagia~

🐾🐾🐾

🔹HAPPY READING🔹

🐾🐾🐾

Saat ini, aku sedang menelusuri jalan Pasar Tradisional. Aku sedang memilah-milah pakaian dengan model yang bagus dan harga yang relatif murah. Kemudian aku berkeliling untuk menuju pasar bagian sayur-sayuran.
Sementara adikku dan kawannya mencari penjual ayam.

Tapi di luar dugaan, ternyata aku salah memilih jalan dan terheran-heran mengapa bisa masuk pada bagian limbah pasar? Sendirian, tanpa seorangpun. Panik? Jelas saja. Akupun sedikit merasa tidak nyaman saat menelusuri jalan tersebut yang terdapat banyak bak sampah fiber berukuran besar. Di sepanjang jalan juga sangat berair dan banyak sayur yang rusak tergeletak di tanah. Tak lupa dengan bau khas pasar yang begitu semerbak di penciumanku.

Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara panggilan dari adikku.

"Kak ...?"

Aku bernapas lega saat mendengar suara adikku, seperti adanya bantuan petunjuk jalan yang kudapatkan.

Segera aku merespon panggilannya, "Iyaa, De ...?"

"Kakak di mana? Aku nyariin daritadi," tanya Adikku.

"Aku nyasar, De. Kamu ajak ngobrol aja ya, sambil jalan ke pintu luar," tuturku.

"Okee, Kak."

Dari gemaan suara tersebut aku bisa mengikuti arahan petunjuknya dan akhirnya aku menemukan jalan keluar. Saat aku sudah tiba di pintu luar, aku bertemu langsung dengan adikku serta kawannya.

Setelah kami selesai dari pasar, kami mampir ke rumah salah satu temanku. Karena merasa capek sekali akhirnya, aku memutuskan untuk istirahat sejenak.

Sesampainya di sana ternyata banyak sekali teman-temanku yang sedang berkumpul, dengan segera aku menghampiri dan menyambut mereka semua.

"Halo guys! Aku mampir sebentar, ya? Capek banget ya ampun abis dari pasar," ucapku.

"Iya. Boleh banget dong, ayo sini duduk!" jawab pemilik rumah yang tak lain adalah temanku.

Aku bergabung dengan temanku, sedangkan adikku dan kawannya duduk terpisah.

Di saat kami sedang asik bercanda ria, pandangan mataku melihat ke arah pohon mangga dengan buah yang sudah matang. Aku menatap binar buah tersebut, seolah ingin cepat meraihnya. Lalu aku langsung bertanya kepada temanku.

"Eh, cuy? Di rumah kamu ada pohon mangga ternyata? Aku mau dong," ucapku.

"Waahh! Bumil lagi ngidam nih. Tunggu, yaa? Aku senggetin dulu buat kamu, oke?" jawab Temanku.

"Oke, makasih."

Beberapa menit aku menunggu buah mangga datang, tiba-tiba perutku terasa sakit. Aku segera bangkit dan berpamitan pada temanku sejenak, seolah-olah aku tidak memiliki keluhan.

"Guys? Aku pamit sebentar, ya? Mau ke adik," ujarku.

"Ohiya silahkan. Hati-hati bumil," jawab Temanku.

Usai aku tiba di depan adikku langsung saja aku mengeluh sakit.

"Aduh, De ... perut kakak sakit aaww!" rintihku.

"Kenapa, Kak?" sahut Adikku panik saat melihat wajahku pucat menahan sakit seraya memegang perut.

"Nggak tau, De ... aww--sshh!" rintihku.

 𝐀𝐫𝐢𝐧╚» 𝑅𝑒𝓋𝒾𝓈𝒾  «╝Where stories live. Discover now