{04}...°𝕍𝕖𝕣𝕪 𝕖𝕩𝕙𝕒𝕦𝕤𝕥𝕚𝕟𝕘 𝕕𝕒𝕪°

237 179 244
                                    

~Nikmati saja hari-harimu dengan baik karena suatu hari nanti itu semua bisa kamu kenang~

🐾🐾🐾

🔹HAPPY READING 🔹

🐾🐾🐾

Hari ini adalah hari Selasa. Awal hari yang penuh semangat untuk mulai bekerja. Biasanya Arin datang tepat pada pukul 7:00 pagi. Tapi sekarang? Baru pukul 6:45 pagi, Arin sudah tiba di cafe. Rajinnya, jarang-jarang ia seperti itu.

Sambil menunggu pelanggan berdatangan pastinya kegiatan Arin tak lepas dari membersihkan meja kasirnya seraya menata benda-benda yang berantakan.

Sedangkan Ita dan Rehan, mereka merapihkan meja dan bangku seraya menyeka meja-meja yang sedikit berdebu maupun kotor.

Satu demi satu pelanggan mulai berdatangan dan memesan makanan kepada Arin.

"Permisi, Mba," ucap Pelanggan pertama.

"Iya, Mas. Silahkan, ingin memesan apa?"

"Cha Siew Pao satu porsi, Pangsit Udang Mayonaise satu porsi, untuk minumnya Black Tea satu and Lemon Tea satu,"

"Baik. Pesanan Mas sudah saya catat, ya. Mohon ditunggu, Mas," ucap Arin dengan menunduk sopan.

"Oke, Mba. Terima kasih."

Sebelum Arin ingin beranjak menuju Kitchen Manajer, ternyata sudah ada pemesan kedua yang datang. Baiklah hari ini adalah hari yang cukup ramai karena, yang mengantri untuk memesan ternyata banyak.

"Mba, mau pesan Nasi Bakar Merah Ayam Rica-rica dua, ya. Sama minumnya Milo dingin dua," ucap Pelanggan kedua.

"Baik, Kak. Pesanannya sudah saya catat. Mohon ditunggu, yaa."

Dan seterusnya sampai pelanggan kesekian. Kurang lebih Arin melayani customer seperti itu.

Karena kondisi sudah mulai renggang, akhirnya Arin memutuskan memanggil Ita untuk segera membantu menyampaikan semua pesanan kepada Kitchen Manager. Karena, Arin tidak mungkin bisa meninggalkan kasir dalam kondisi ramai seperti ini.

"Itaaa! Bantuin kakak, dong. Anterin daftar pesanan ke belakang, yaa," perintahnya.

"Oke, Kak."

Usai meminta tolong kepada Ita. Beberapa detik kemudian sudah ada pelanggan baru yang berdatangan untuk memesan.

Setelah Arin melayani pesanan beberapa pelanggan yang tersisa, akhirnya satu demi satu pesanan tersebut sudah diantarkan ke meja masing-masing pelanggan.

Karena ada pesanan yang take away dan kebetulan sudah ready, akhirnya Arin membunyikan lonceng tanda makanan sudah siap untuk diambil oleh pelanggan.

Triiinngg!
Triiiinnggg!

"Untuk pesanan Bratwurst and French Fried, sudah ready!" ucap wanita itu menggunakan mikrofon, agar suara lembutnya bisa terdengar.

"Oke, Mba. Jadi berapa?" tanyanya.

"Dua porsi tujuh puluh ribu, Kak,"

"Oke. Ini uangnya, Mba." Ia memberi selembar uang berwarna merah kepada Arin.

"Uangnya seratus ribu ya, Kak. Kembalinya tiga puluh ribu," ucap Arin dengan ramah. "Terima kasih, Kak. Selamat datang kembali," ucap Arin dengan menunduk sopan kepadanya.

 𝐀𝐫𝐢𝐧╚» 𝑅𝑒𝓋𝒾𝓈𝒾  «╝Where stories live. Discover now