29

10.8K 972 68
                                    


~Enjoy it guys~

Sudah satu jam mereka menunggu, rasanya kaki juga sudah kesemutan beberapa kali. Tidak terhitung lagi beragam nama binatang serta segala jenis umpatan terlontar dari mulut ketiga anak muda itu.

"Kita harus menunggu sampai kapan?" Sean membuka suara saat sejak tadi mereka tidak mendapatkan jawaban yang berarti.

"Setidaknya pengawasan di ruangan itu sedikit melonggar." Jawab Chan.

"Tapi sepertinya tidak mungkin. Mengingat Zafran pernah kabur dari rumahnya, keluarga Euan tidak akan lagi memberi anak itu kebebasan." Pendapat Kai.

"Shit!" Umpat Chan pelan yang berhasil membuat Kai dan Sean bergerak cepat untuk mengintip dari bilik dinding.

"Ada apa?" Bisik Sean menatap Chan dengan penasaran.

"Telfon Halvi sekarang juga, suruh cepat kemari." Perintah Chan semakin membuat Sean dan Kai bingung.

"Akan ku telfon." Putus Kai lalu mengotak-atik benda perseginya.

🌠🌠

"Kenapa aku harus disini?" Halvi menyadarkan mereka bertiga yang berlagak seperti detektif. Bedanya temen-temannya itu detektif gadungan.

"Lihat itu." Chan menarik Halvi untuk melihat keadaan di balik dinding yang mereka gunakan untuk bersembunyi.

"Iya, lalu?" Tanya Halvi tak mengerti maksud dari lawan bicaranya itu.

"Dengarkan percakapan mereka dengan baik." Desak Chan. Ia menarik tubuh Halvi untuk lebih dekat dengannya. Menguping pembicaraan dari salah satu bodyguard yang berjaga dengan seorang perawat perempuan.

"Dokter Yuda. Kau mengenalnya?" Tanya Chan menoleh kearah Halvi.

"Itu papaku. Kalau saja nama Yuda di rumah sakit ini hanya satu." Jawab Halvi malas. Ia selalu malas jika berurusan dengan keluarganya.

"Kau harus menemui papamu. Bertanya apa dirinya merawat Zafran atau tidak." Kata Sean.

"Aku malas bertemu dengan pria tua itu." Halvi merengek tidak terima.

"Dan membuat segala usaha kita kemari sia-sia." Lanjut Kai.

"Ayolah, kita harus mencari tau Zafran benar diruangan itu atau tidak." Ucap Chan berusaha membujuk.

"Dan apa benar Zafran memang keluarga Euan atau tidak." Lanjut Sean menambahkan.

🌠🌠

Disinilah Halvi sekarang, berkat desakan Chan, Sean, dan Kai akhirnya ia memutuskan untuk menemui papanya.

Tok Tok

Ketukan pintu itu terdengar lemah. Siapa saja akan tau jika pelaku dibalik pintu seperti tidak niat melakukannya.

"Halvi!" Seru pria itu saat membuka pintu. Matanya terbelalak kaget.

"Aku kesini tidak ingin menarik ucapanku." Ucap Halvi berbicara terlebih dahulu tanpa basa-basi.

"Masuklah." Pria itu mempersilahkan lalu menutup pintu kembali.

Halvi duduk di sofa terdekat "Berhenti memaksaku menjadi dokter. Aku sudah cukup nyaman menjadi barista."

"Lalu apa tujuanmu kemari?" Tanya Dokter Yuda. Rupanya hubungan antara anak dan ayah ini memang tidak baik.

"Apa salah satu anggota keluarga Euan ada yang dirawat disini?" Tanya Halvi to the point.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang hal itu?"

"Ayolah pa, ini bukan saatnya kau berubah profesi menjadi wartawan." Keluh Halvi.

ZAFRANWhere stories live. Discover now