26.

1.9K 138 9
                                    

Happy reading! Jangan lupa vote!

***

"Itu masih banyak ayamnya, ayo ambil lagi!"

"Habisin yang ini dulu, Bunda." Kylla kembali menggigit paha ayam kecap buatan Anayya.

Jam 9 pagi Kylla sudah datang ke rumah Fadlan karena tidak mau menemui Bara yang katanya akan datang menemuinya setelah selesai gym.

Sungguh Kylla tidak habis pikir. Bisa - bisanya gym lebih penting daripada dirinya di saat ia telah membuat kesalahan besar kemarin malam?

Kylla tidak peduli lagi dia melakukan aktivitas apa. Laki-laki itu terdeteksi tidak punya pikiran. Dia sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan semalam.

Hanya modal spam chat tapi berharap berhubungan baik. Itupun hanya kata-kata basi yang tidak lagi meluluhkan hati Kylla.

Ia sangat tidak cocok dijadikan pasangan kecuali sama mantan sahabatnya. Karena kelakuan mereka sama-sama buruk.

Untunglah Anayya selalu menyambut Kylla dengan pintu terbuka lebar. Karena kedatangan anak manis itu lah yang selalu ia tunggu.

"Dek! panggil Abangmu suruh sarapan! Daritadi gak bangun-bangun capek bunda teriak!"

"Percuma. Pintunya gak bakal dibuka. Apalagi kalau tahu Mulky yang ketok."

"Aduh! Tendang aja pintunya!"

Mulky yang baru keluar dari kamarnya dengan mata menyipit mendatangi kamar Abangnya.

Tak lama gebrakan dari pintu atas terdengar disambut teriakan melengking. Buru-buru Kylla menutup kedua telinga.

"Fadlan emang gitu, Kylla. Selalu begadang, akhirnya susah dibangunin. Bunda harap istrinya nanti gak capek ngurus dia," ucap Anayya sambil menaruh pisang goreng yang masih hangat ke atas meja.

"Kalau istrinya Kylla, gak bakal capek, Bunda. Kylla bakal ikut tidur sampai dia bangun," Kylla menjangkau pisang goreng dan menggigitnya. Kemudian ia mendesis karena lidahnya terasa panas.

Anayya terkekeh. "Boleh tuh, Fadlan sama Kylla aja nanti. Biar Bunda gak cari cewek lagi buat Fadlan. Kelamaan."

"Kylla ngikut, Bun. Gak tau sepasrah ini Kylla sekarang."

Kylla dan Anayya menoleh bersamaan melihat Fadlan menuruni tangga dengan rambut berantakan dan ujung lengan pendeknya yang tergulung asal.

"Amboi, tuan raja baru bangun, silahkan dimakan raja, sudah siap semua makanannya," Kylla mendekatkan lauk pauk di atas meja ke depan Fadlan setelah duduk.

Fadlan diam dengan tatapan kosong untuk mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di atas kasur. Matanya terlihat sayu. Masih kesal pada Mulky yang menggedor pintunya secara berlebihan hingga membuat kepalanya pusing.

"Kamu mau makan apa? Mau Kylla ambilin?"

Fadlan hanya melirik sekilas lalu menggapai teko yang berisi air putih, menuangkannya ke dalam gelas dan menegak habis minuman tersebut.

"Wow," Kylla bergumam memperhatikan jakun Fadlan yang bergerak disetiap tegukan. Matanya tidak bisa beralih. Ia bereaksi secara terang-terangan.

Fadlan mengambil HP di saku celana dan memainkannya. Mengabaikan keberadaan Kylla yang sedari tadi masih memandangnya.

"Fadlan, mata kamu ada beleknya. Sebelah kanan kering, sebelah kiri basah."

Fadlan hanya diam. Membuat Kylla mendengus. Kylla mengambil satu pisang goreng dan mendekatkannya ke mulut Fadlan.

FADLAN AND KYLLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang