37-🐿🐻

3.2K 505 84
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING📖


























Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari silir berganti hingga menjadi minggu.

Dan dua bulan terlewati hanya ia habiskan dalam ruang putih berbau obat-obatan itu. Di temani sebuah bangsal berisi seseorang yg tampak masih enggan membuka matanya.

Tangan kasar itu menyentuh tangan lentik sosok yg terpejam itu, dielus nya menggunakan ibu jari hingga ia kecup berkali-kali.

Hanya ada dirinya di ruangan itu, ditemani laptop dan setumpuk berkas yg habis ia kerjakan. Si manis adalah si penghilang penatnya bak energi untuk memulihkannya.

Mata lentiknya, hidung mancung nya hingga bibir merahnya, pipi yg berisi tak membuatnya bosan memandang. Setiap pagi ia bersihkan dengan tisu basah agar selalu terlihat segar seperti biasanya.

Dua bulan ia habiskan hanya untuk menemani si manis yg entah sampai kapan ia akan terbangun, berbagai topik ia ajak bicara berharap si manis mendengarkannya.

Kalimat harapan selalu berada di akhir topiknya.

"Hei, kau tidak mau bangun huh? Kau tak merindukan ku? Teman-teman bahkan keluargamu sangat merindukanmu"

Ia menjeda perkataannya, menghembuskan napas perlahan menguatkan genggamannya.

"Dua bulan kau tertidur, apa matamu sulit untuk membukanya? Perlukah aku menjemputmu dan menyuruhmu untuk bangun lalu kita akan bangun bersama?"

"Tidak tidak, aku tidak menyerah membuatmu agar cepat bangun, aku tidak lelah mengajakmu bicara walaupun kau takkan merespon ku, aku tidak putus asa menunggumu bangun"

"Aku hanya berharap supaya kau cepat bangun, aku rindu netra indah ini yg selalu menatapku dengan tajam, aku rindu tingkah nakalmu yg selalu tak mendengarkan ucapanku.

Aku rindu omelanmu di pagi hari karena aku belum menyiapkan sarapan untukmu"

Pria itu terkekeh, tangannya beralih mengusap pipi lembut itu perlahan seakan jika dielus kasar maka akan rapuh.

"Lain kali ayo belajar memasak, aku rindu masakanmu"

Hembusan napas kembali ia keluarkan, matanya melirik ke jam yg sudah pukul 2 dini hari, tak sadar ia duduk menemani simanis selama satu jam.

Tak lama rasa kantuk nya menyerang, enggan bangkit dari duduknya ia justru menyamankan kepalanya ke lipatan tangannya hingga kesadaran merenggut dirinya.

.
.
.
.
.
🅃🄰🄴🄶🅈🅄
.
.
.
.
.

"Kau tak mau pulang?"

☑ MY FUTURE WIFE (TAEGYU)Where stories live. Discover now