19.Gangguan

2.8K 37 0
                                    


Tanpa sadar kini keduanya benar-benar sudah naked. Liang hangat istrinya sudah licin bekas sisa-sisa pelepasan yang artinya pemulasnya sudah cukup. Adrez mengarahkan kejantanannya tepat di bibir kewanitaan Adara menggeser-gesekkannya sebentar sebelum bener-benar akan memasukinya.

Puas bermain yang mana membuat keduanya tersiksa Adrez perlahan mulai memasukan miliknya ke dalam. Baru setengah masuk Adrez mengerang tertahan karna liang sempit istrinya sungguh menguji.

Adara meremas kuat sprei saat kejantanan suaminya menerobos paksa masuk di dalam sana. Hingga batang besar nan panjang itu tertancap sempurna membuat Adara meringis seakan miliknya robek karna di masuki benda berukuran di atas rata-rata.

Jleb!

"Akhhh!"

Beberapa detik mendiamkan penyatuan mereka, Adrez mulai bekerja dengan menggerakkan pinggulnya maju mundur. Memberi tempo sedang, ia mengeluar masukkan miliknya. Tangan Adara terangkat untuk menyentuh perut kotak-kotak suaminya mengelusnya dengan lembut tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya, betapa mengiurkannya bentuk itu tercetak sempurna.

"Suka?" Adara mengangguk lugu

"Ini punya aku!" Kini Adrez yang menganguk seraya terkekeh "Semua yang ada di aku itu punya kamu!"

Blush!

Pipi Adara merah bersemu. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa saltingnya, jujur saja ia sangat baper mendengar itu.

Adrez sendiri terlena dengan tangan lembut istrinya yang menyentuh perutnya. Mata Adrez naik ke atas bertemu dengan mata sayu istrinya. Lagi dan lagi Adrez di buat terpana, ia seakan jatuh sejatuhnya dalam pesona wanita yang berhasil di taklukkannya. Tidak henti-hentinya Adrez mengagumi wanita di bawahnya.

Adrez mendaratkan bibirnya pada bibir ranum Adara melumatnya rakus yang langsung di beri akses oleh sang empu dengan Adara yang membuka mulutnya membiarkan lidah Adrez menelisik masuk. Lidah keduanya membelit saling mendorong keluar masuk bergantian. Tanpa menghentikan pergerakan penyatuan mereka di bawah sana. Adrez menggigit bibir bawah Adara, mengulum dengan mulutnya tanpa jijik mereka bertukar saliva.

Puas mengobrak-abrik mulut istrinya. Ciuman Adrez pindah ke leher Adara. Refleks Adara menoleh ke kanan. Adrez menjilat leher jenjang kiri Adara seraya menghisapnya. Meninggalkan jejak petualangannya di sana, tanda merah keunguan itu terdapat di mana-mana. Adara meringis tangannya menjambak rambut suaminya kasar menyalurkan rasa kegelian dan keenakan saat Adrez menggigit-gigit lehernya sensual.  

"Akhh... Fash-terrhh bbyhh fasterhhh argghh!"racau Adara tanpa sadar permintaan itu keluar dari bibir seksinya yang terlihat bengkak karna ulah suaminya.

Sudut bibir laki-laki yang tengah bekerja itu terangkat dengan senang hati ia menambah kecepatan tempo hingga menimbulkan suara kulit yang beradu.

Rangsangan yang di berikan Adrez membuat Adara melayang seketika saat milik suaminya itu mentok di titik G-spot yang menjadi bagian sensitifnya.

"Argghhhh fuckkhh—"erang Adrez tertahan "Punyah kamuhhh semhpithh bangethh sayanghhh"racau Adrez

Adrez di buat gila sendiri. Milik istrinya yang sempit, sungguh membuatnya candu. Rasanya ingin ia gempur habis-habisan saat ini juga.

"Ougghh... ahhhkh ooughhh ahhh— rezshh" lenguh Adara tersendat

"Enak hm?"

Adara mengangguk jujur, ia juga menikmati.

Permainan keduanya semakin panas desahan demi desahan yang saling bersahutan terdengar menggema di seluruh ruangan. Peluh keringat yang membanjiri pelipis keduanya tidak menjadi penghalang justru menahan kegairahan tersendiri.

A Life After The MarriageWhere stories live. Discover now