Chapter 10

4.9K 554 72
                                    

"Kalau begitu, kita lebih baik segera memakannya setelah itu mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini." tanpa aba-aba Jennie mengambil buah berry lantas dia membuka mulutnya lebar-lebar dan tanpa berpikir dua kali Lisa langsung memukul tangannya sehingga buah yang Jennie pegang jatuh ke tanah kemudian Lisa segera memegang bahu Jennie lalu dia mengguncangnya.

"Apa kau bodoh? Apa kau tidak sadar pada apa yang baru saja kau katakan hah? apa kau gila?" Lisa hampir berteriak sambil terus mengguncang bahu Jennie karena dia benar-benar tidak percaya dengan kata-kata bodoh yang keluar dari mulut Jennie.

Pov Lisa.

 
Dengan kesal, aku menarik tanganku  dari Jennie lalu aku mengambil beberapa langkah menjauh darinya setelah itu aku mengambil napas dalam-dalam untuk mencoba menenangkan pikiranku.
 
"Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja kau katakan Jennie. Apa kau hanya memikirkan diri sendiri? Apa kau tidak lagi peduli tentang apapun atau siapapun yang hidup di sekitarmu? Apa kau tidak mempedulikan Nicole?" Aku berteriak padanya. "Apa kau ingin mati dan meninggalkan putrimu sendirian?"
 
Jennie menatapku dengan ekspresi terkejut.

"Aku hanya bercanda Lisa."
 
"Oh ya? kalau begitu leluconmu benar-benar bodoh Jennie!"
 
Aku kemudian menyandarkan punggungku ke batang pohon lalu aku kembali menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya untuk sekali lagi mencoba menenangkan diri.
 
"Maaf, aku tidak tahu kenapa aku bisa berbicara seperti itu," Jennie berkata seraya berjalan mendekatiku. 
"Aku tidak akan memakan buah berry itu… Sungguh, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku."
 
Aku kemudian menatapnya dengan tatapan tajam.
 
"Tapi kau baru saja mengatakan selamat tinggal pada dunia ini."
 
"Sudahku bilang, aku bercanda Lisa! mangapa sangat sulit bagimu untuk memahami leluconku?" Jennie mulai meneriakiku. "Kau benar-benar orang yang-"
 
"Diam." Aku menuntut Jennie supaya dia berhenti berbicara ketika aku mendengar sesuatu.

Kemudian aku menjauh dari pohon dan mulai berjalan melalui pepohonan dengan tergesa-gesa dan terus-menerus untuk mencari suara itu.
 
"Kau mau pergi kemana?"
 
"Apa kau tidak mendengar suara itu?" tanyaku pada Jennie saat aku berhenti berjalan untuk mendengarkan dengan seksama sebuah suara yang sudah tidak diragukan lagi jika kami berada di dekat sungai.
 
"Itu suara air? apa itu berarti ada sungai didekat sini?" Jennie bertanya dengan penuh harap. dia kini berdiri di sampingku.
 
"Kedengarannya seperti itu.... Ayo, kita harus menemukannya."
 
Kemudian kami berdua berjalan melewati semak-semak, sampai akhirnya kami melihat di depan kami ada sebuah sungai dengan air terjun yang tidak terlalu deras, tetapi itu cukup untuk membuat kami tersenyum dengan penuh harapan. 

"Kita punya banyak air di sini," Jennie menunjuk ke air yang nampak sangat jernih, kemudian dia berlutut untuk minum. 
"Lihat! ada ikan! ada ikan disana!" Jennie berteriak dengan bahagia, persis seperti seorang gadis kecil yang melihat mainan kesukaanya.
"Menurutmu, apakah kita bisa menangkapnya?"
 
Aku menatapnya sambil mengerutkan kening, lalu aku berjalan ke arahnya.
 
"Kita tidak punya alat apapun untuk menangkapnya," kataku dengan putus asa. "Tapi kita akan mencobanya."
 
Jennie mengangguk, lalu dia melihat kesekelilingnya.
 
"Apakah tidak apa-apa jika kita menghabiskan malam di dekat sini?  aku hanya tidak ingin jika kita meninggalkan sungai, kita akan melupakan tempatnya."
 
"Kau benar... kita bisa bermalam di sekitar sini dan sepertinya mobil kita juga tidak terlalu jauh, jadi besok pagi kita bisa pergi mengambil pakaian bersih."
 
"Baiklah, kalau begitu aku akan mencari tempat yang bagus untuk tidur lalu aku akan membuat api unggun sementara kau harus menangkap ikan untuk makan malam kita."
 
"Apa menurutmu aku memiliki wajah yang tahu bagaimana cara memancing ikan tanpa pancingan?" aku bertanya seraya menatap Jennie dengan tatapan tak percaya.
 
"Apa menurutmu aku memiliki wajah yang tahu bagaimana cara menyalakan api unggun tanpa korek?" mendapat pertanyaannya, aku hanya bisa tersenyum tak berdaya kemudian aku mulai mencari tongkat. 

YOU BROKE ME FIRST (G!P)Where stories live. Discover now