Chapter 17

4.4K 513 49
                                    

POV Lisa

Saat memasuki kantor, aku disambut oleh ratusan senyuman dan kata-kata baik serta sopan dari orang-orang yang bekerja di perusahaan.

Aku berasumsi jika mereka telah mengetahui tentang hilangnya aku dan Jennie di hutan.

Beruntung bagi kami karena kami selamat dan saat ini dalam kondisi baik-baik saja.

Kemudian, ketika pintu lift terbuka, aku berjalan cepat ke arah Seulgi yang baru saja keluar dari lift.

Dia akan turun, sementara aku akan naik.

"Hai, Lisa... Apa kabar?" Dia menyapaku dengan pelukan yang mengejutkanku, dan aku segera membalasnya dengan agak canggung.

"Kabar baik, bagaimana denganmu?"

"Sama sepertimu, hanya saja aku merasa kedinginan... kau tau, hari ini hari Jum'at."

Aku tersenyum datar pada perkataannya.

"Akhirnya kau melakukan rencanamu," gumam Seulgi saat melihat koper yang aku bawa, sementara aku mengangguk dalam diam. "Aku berharap Jennie menghentikanmu pergi dari rumah."

"Seulgi, kita sudah membicarakan ini. Jika kau berubah pikiran aku bisa menginap di hotel..."

"Tentu saja tidak Lisa! Aku tidak akan meninggalkan salah satu teman terbaikku di jalan, atau di hotel... kau boleh tinggal kapan saja di apartemenku."

"Baiklah, tapi apa kau yakin jika pacarmu tidak akan keberatan jika aku tinggal sebentar di apartementmu?"

"Tentu saja dia tidak keberatan, karena dia tahu jika kau adalah sahabatku."

Aku mengangguk dengan rasa putus asa, kemudian aku menyerahkan koperku pada Seulgi tanpa melawan saat dia merebutnya dari tanganku.

"Aku akan meninggalkan kopermu di mobilku," jelasnya.

"Baiklah... nanti setelah pekerjaanku selesai, aku akan pulang kerumah untuk mengambil beberapa pakaian lagi dan melihat Nicole... Aku juga harus menjelaskan apa yang terjadi pada putriku."

Seulgi menatapku dengan kasihan.

"Semoga kau beruntung Lisa." Dia menepuk pundakku dengan ramah, kemudian mulai berjalan menuju pintu keluar. "Sampai jumpa."

Aku melambaikan tangan padanya lalu aku masuk ke dalam lift.

Ketika aku sampai di lantai atas, aku berjalan cepat ke meja Mina, dan aku segera menerima senyuman lebar darinya.

"Selamat pagi, Mrs. Manoban... senang bisa melihat anda lagi di sini."

"Selamat pagi Mina... Terima kasih banyak, saya juga senang bisa kembali kesini." aku membalas senyumnya. "Saya ingin meminta tolong pada anda untuk memberitahu Bobby jika saya menunggu kedatanganya di kantor saya secepat mungkin."

"Baik, saya akan menghubunginya sekarang."

"Terima kasih."

Aku berbalik, lalu berjalan ke ruanganku.

Aku menutup pintu di belakang lantas aku duduk di kursi kulitku sambil menghadap ke jendela yang memperlihatkan jalanan kota Busan yang mulai ramai.

Aku kemudian menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan keras.

Aku benar-benar merasa menjadi orang yang gagal total.

Padahal orang-orang lain diluar sana bisa saja menangani pernikahan mereka dengan lebih baik.

Sementara aku...

Aku jelas telah benar-benar menghancurkannya, dan semua itu terjadi karena aku tidak mampu menjelaskan bagaimana diriku sendiri.

YOU BROKE ME FIRST (G!P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang