Chapter Eight

1.1K 179 35
                                    

Donghyuck bersumpah pada dirinya untuk tidak membiarkan orang lain mempermainkan dirinya lagi. Nggak boleh ada orang yang membuatnya merasakan rasanya jatuh cinta lagi. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Mimpi Donghyuck sangat banyak, ia harus fokus pada hal yang lebih penting, having sex cuman untuk penghilang penat saja, tapi pria yang sedang duduk disana, memperhatikannya, mengatakan udah waktunya putus –

Waktu yang mereka habiskan selama dua bulan bersama sebagai pacar rasanya real sekali. Rasanya seperti Donghyuck baru saja diputuskan oleh kekasihnya.

"Oke," jawab Donghyuck. Suaranya terdengar pecah, sakit tapi tak berusaha menyembunyikannya sama sekali karena tubuhnya sudah tak memiliki energi untuk itu, tapi sepertinya Mark tidak sadar. Nggak ada yang bisa dikatakan lagi saat ini. Donghyuck, untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir ini, merasa kotor.

Besoknya, Donghyuck benar-benar menelepon si tukang kunci lalu memasang sistem password di pintunya yang rusak, kemudian sekaligus berpikir untuk kapan menggunakan voucher makan yang diberikan Mark, agar semuanya cepat berakhir.

**

Donghyuck memberitahu segalanya pada Renjun dan Yeri, kurang lebih karena itu adalah sebuah keharusan. Donghyuck harus curhat pada orang lain mengenai kebenarannya, sedangkan seisi kota yang lain terkejut dan kesal karena Donghyuck dan Mark, yang kelihatannya benar-benar mencintai satu sama lain, akhirnya harus putus dan memberikan blaming pada sang alpha karena akhir-akhir ini Donghyuck yang selalu terlihat sedih.

Terdengar seperti suatu kebohongan saat mendengar orang-orang mengatakan jika hubungan mereka harusnya berjalan dengan baik, harusnya mereka bisa sampai menikah. Tapi tentu saja itu tak terjadi. Donghyuck mengulang-ngulang kalimat tersebut terus menerus seperti mantra untuk dirinya selama satu minggu. Biar gimanapun, Donghyuck sudah lama berakting jika dirinya bisa hidup sendiri dan tidak butuh orang lain.

Renjun nggak keliatan kaget, sahabatnya itu cuma ketawa sedikit sambil mengangkat bahunya dan mengatakan well, nggak lebih buruk dari apa yang pernah lo lakuin kok. Donghyuck tau sahabatnya itu hanya mencoba untuk memberikan support tanpa menjudge dan memberikan reaksi kecil supaya Donghyuck tidak merasa sedih, tapi rasanya hati Donghyuck malah semakin buruk, merasakan dirinya tidak berarti.

Dan Yeri, hanya memberikan senyumannya sambil menatap Donghyuck bingung. Cewek itu mengangkat alisnya dan menyuruh Donghyuck menjelaskan semua sampai ke detail-detailnya. Donghyuck tidak menceritakan tentang dirinya dan Mark having sex sebelum putus. Malu banget soalnya, baru kali ini orang-orang melihatnya dengan tatapan kasihan saat ia putus dengan Alpha, biasanya tatapan yang orang-orang berikan itu pastilah mengejek atau judging.

"Lo bilang keluarga dia gak suka sama lo dari awal," ujar Yeri setelah cerita Donghyuck selesai, menyipitkan matanya curiga. "Terus kenapa dia ngelakuin semua ini buat ngeyakinin keluarga dia?"

Donghyuck ngegelengin kepalanya. "Nggak tau," tanpa ngelihat muka mereka berdua, dia ngelanjutin. "Tu orang gak pernah ngasih tau, dan gue juga nggak mau tau. Pokoknya brengsek aja."

Untungnya, Donghyuck berhasil mendapatkan voucher makan di restoran Mark sebagai permintaan Renjun. Mark memberinya tiga voucher sekaligus dimana voucher tersebut bisa digunain tanpa minimal pembelian alias kalau makan disana ya gratis-gratis aja. Sebenernya Donghyuck pengen banget ngebuang semua voucher itu ke sungai buat menghapus semua kenangan dia sama Mark, tapi bakalan aneh kalau Donghyuck bilang ke Renjun dia gak mau ke restoran tersebut buat ngehindarin sang Alpha, pasti Renjun langsung curiga nih anak pasti gak jujur tentang ceritanya, jadi Donghyuck mencoba untuk cuek dan memutuskan untuk pergi kesana bersama Renjun.

**

"Selamat datang silahkan masuk, anda akan dilayani oleh Sungwon malam ini." Ujar seorang pelayan yang membukakan pintu masuk restoran pada Donghyuck dan Renjun.

Enchanted | MARHYUCK AUOnde histórias criam vida. Descubra agora