Chapter Ten

1.1K 160 8
                                    

Donghyuck masih belum ngeh dengan perkataan kita belum selesai dari Mark dan rencana apa yang dimiliki oleh si pria yang lebih tua – hell, bahkan dia pun masih belum yakin dengan perkataannya sendiri tentang banyak yang harus lo benerin soal hubungan kita karena bagi Donghyuck, Mark ini bukanlah orang yang romantis, dan orang kayak gitu biasanya gak tau apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan kepercayaan Donghyuck kembali.

Tapi ketika ia membuka pintu rumahnya di hari minggu pagi buat ngambil koran yang ada di depan rumahnya, Donghyuck mendapati tumpukan rapi buku-buku baru di dekat keset welcomenya lengkap dengan tali pita berwarna merah yang disangkutkan cantik diatasnya. Donghyuck cuman bisa mengerjap bingung sambil memandang lama dan menunduk ke arah buku tadi sampai akhirnya ia sadar jika buku tersebut adalah pemberian Mark. Saat Donghyuck mengambil salah satu bukunya, ia tau kalo itu bukanlah novel romantis ataupun komedi, buku-buku tersebut adalah buku pelajaran. Otaknya baru konek waktu ngeliat buku yang lain, ternyata semuanya adalah buku yang Donghyuck butuhkan untuk semester barunya. Donghyuck memang memberitahu Mark soal kelas apa saja yang bakal ia ambil di semester barunya, tapi dirinya sama sekali nggak expect kalau cowo itu bakalan inget lalu nyari tau soal buku yang Donghyuck butuhkan. Bahkan Donghyuck sendiri udah lupa dia ngambil kelas apa aja di semesternya kini.

Tapi disinilah benda itu berada. Semua buku yang Donghyuck butuhkan. Dimana biasanya semua mahasiswa bakalan nangis saat mau ngebayar buku kayak gini ke kasir, soalnya mahal banget.

Semua buku ini pun juga terlihat baru, kayak beli di toko. Bukan fotokopian yang biasa Donghyuck beli di pinggiran bareng temen-temennya.

Donghyuck tersenyum senang, mengambilnya satu persatu ke dalam pelukan lalu memasukannya kedalam rumah.

**

Di hari senin pagi, Donghyuck menemukan hal baru lagi di depan pintu rumahnya, ada sekitar duapuluh paket kopi dari brand kesukaannya yang di dekorasi dengan pita merah beserta note yang berisikan tulisan tangan Mark Aku kangen minum kopi bareng kamu. Aku kangen saat-saat kita berdua.

Donghyuck mengelus catatan itu dengan tangannya lalu menghela nafas, udah pake aku kamu aja pikirnya, lalu ingin rasanya memberitahu Mark untuk jangan mengiriminya apapun lagi. Atau melakukan apapun lagi karena well, rasa marah Donghyuck sudah hilang, dan yang ada sekarang malah rasa meleleh saat ia menemukan hal baru di depan pintunya setiap pagi. Tapi jiwa omeganya tahu jika sekarang bukanlah saatnya untuk menyerah, Donghyuck gak boleh jadi mereka yang langsung jatuh berlutut di kaki para Alpha saat mereka melakukan hal manis padanya. Nggak boleh, hal itu bukan Donghyuck banget.

**

Berikutnya, adalah bunga. Donghyuck langsung berpikir aneh banget waktu ngeliat ada vas bunga lengkap sama bunganya di depan teras, Donghyuck nggak terlalu suka bunga dan nggak pernah ngasih indikasi soal bunga-bungaan ke Mark. Pernah dapet dari Alpha yang lain sih, dulu, tapi biasanya langsung dibuang ke tong sampah soalnya dia sama ayahnya nggak tau cara ngerawat bunga.

Note yang disangkutkan ke pita merah di sekeliling vas bunga tersebut tertulis bunga matahari bua bikin senyum kamu kembali lagi.

Tanpa membutuhkan penjelasan – Donghyuck inget dan gak bisa lupa dengan apa yang sudah Mark katakan, soal bau tubuhnya yang seperti udara segar di musim semi, dan bahkan ketika Donghyuck nangis selama dua minggu kemarin dan mendeklarasikan kebenciannya pada Mark, ia selalu ingat soal udara segar di musim semi. Nggak pernah ada orang yang bisa menjabarkan seperti apa bau tubuhnya, hanya Mark, dan sekarang Donghyuck tau itu adalah pujian pertama yang akan selalu ia ingat.

Donghyuck memutuskan kalau ia suka sekali sama bunga ini, pengen nangis rasanya, ia lalu mengambil vas tersebut dan langsung menaruhnya di dalam kamar sebelum ayahnya datang dan bertanya macam-macam.

Enchanted | MARHYUCK AUWhere stories live. Discover now