🆃🅰🅼🅰🆃 Sang Pendekar Di Jalan Iblis(Mo Dao Zhushi)

Chapter X Orang Ini, Akan Kubawa ke Kediaman Keluarga Lan

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (='∀｀)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Wen Ning sedikit menundukkan kepalanya, sedangkan kedua tangannya menggantung di sisi tubuh. Dia seperti boneka yang sedang menunggu perintah dari pengendalinya.

Wajahnya terlihat pucat dan tampan, bahkan wajah tampan melankolisnya terlihat begitu mengagumkan, namun karena tidak ada pupil hitam di matanya, hanya terlihat bola mata putih seperti orang mati, ditambah dengan beberapa corak hitam bercabang yang menjalar dari leher sampai ke arah pipinya, membuat wajah tampan melankolis itu menjadi sangat suram dan menakutkan. Gaun panjang dan jubah yang dikenakannya compang-camping, dibalik pergelangan tangannya yang pucat terlihat borgol besi hitam dan rantai, begitu juga dengan kedua pergelangan kakinya, memperdengarkan suara gemerincing setiap rantai bersentuhan, untuk sesaat dia tetap berdiri, suasana langsung berubah menjadi sunyi kembali

Tidak sulit menebak kenapa para pendekar yang hadir begitu terpukul. Wei Wuxian sendiri, juga tidak bisa setenang mereka yang melihat semua ini. Pada kenyataannya, gelombang besar seolah menghantam hatinya, dan mengalirkan darah ke otaknya

Wen Ning seharusnya bukan tidak ada di sini, tapi dia seharusnya tidak lagi muncul di dunia ini. Sudah sejak lama Bukit Luanzhang dikepung dan dihancurkan, tulang belulangnya seharusnya telah lama menjadi debu!

Jin Ling yang mendengar nama Wen Ning disebut oleh yang lain, ujung pedang yang tadinya mengarah ke Dewi Pemakan Jiwa, dengan suka rela merubah arah. Dewi Pemakan Jiwa mengambil kesempatan dimana perhatian Jin Ling teralih, dan dengan senang hati mengulurkan lengannya, dia segera merebut tubuh Jin Lin dan mengangkatnya ke atas

Melihat mulut Sang Dewi terbuka dan mendekatkan wajahnya ke arah Jin Ling, Wei Wuxian sudah tidak perduli dengan hatinya yang sedang terguncang, dia segera mengangkat seruling bambunya lagi, dengan tangan yang sedikit gemetaran, bahkan nada yang ditiup juga terdengar gemetar, ditambah pembuatan seruling dadakan yang tentunya kasar, suara rendah hampir tidak terdengar sedangkan dua suara tinggi terdengar sangat melengking, namun Wen Ning mulai mengikuti suara itu

Pergerakan Wen Ning hanya sekejap mata. Dia bergerak ke depan wajah Dewi Pemakan Jiwa, dengan menggunakan telapak tangannya, Wen Ning menamparnya, membuat leher Sang Dewi retak. Meskipun tubuhnya sama sekali tidak bergerak, tapi kepalanya sekarang berputar kebelakang karena tamparan itu, wajah yang tadinya menghadap depan sekarang berada di belakang, masih memperlihatkan senyuman.

Kali ini Wen Ning memotong tangan kanan Dewi Pemakan jiwa dengan tangan kosong, tangan itu digunakan untuk menangkap tubuh Jin Ling, dan sekarang tangan itu terpotong

Sang Dewi menunduk, menatap ke arah lengannya yang terpotong rapi, dia tidak memutar kepala ke arah yang benar, namun sebaliknya, dia malah memutar tubuhnya, dengan wajah dan punggung, dia berhadapan melawan Wen Ning.

Di saat seperti ini, Wei Wuxian tidak berani bersantai, dia menarik nafas dan menunduk, mengendalikan Wen Ning untuk bertarung, tidak lama setelahnya, Wei Wuxian mulai tersadar

Mayat berjalan dengan tingkat kesaktian rendah, tidak mampu berpikir sendiri, mereka perlu perintah dan arahan untuk bergerak. Mayat yang lebih mematikan sekalipun sering bingung dan tidak sadarkan diri. Namun Wen Ning berada di situasi yang berbeda. Dia dilatih langsung oleh Wei Wuxian, tidak berlebihan jika mengatakan bahwa dia merupakan mayat hidup yang paling kuat di dunia, paling unik, karena bisa berpikir sendiri, ditambah lagi tidak takut akan luka, api, hawa dingin, racun, dan ketakutan lain yang menyebabkan manusia hidup bisa mati, namun dia bisa hidup layaknya manusia biasa.