19. 🍀🌸

89 5 0
                                    

--------
~•🌸🍀🌸•~
------------------
"Tidak semua hal yang kita harapkan terkabul."
------------------
~•🌸🍀🌸•~
--------




~•🌸🍀 Hari ini 🍀🌸•~

"Besok hari ulang tahun kamu, sekaligus hari jadi kita yang ke dua tahun," kata Bimo. "Kamu mau kado apa dari aku?"

Mel seperti sedang berpikir sejenak, lalu ia berkata, "Aku ingin, kita selalu bisa menyelesaikan permasalah dengan bijak. Enggak bertengkar-bertengkar terus. Dan selalu bersama."

"Jadi, kadonya doa?" tanya Bimo.

Mel mengangguk sambil tersenyum. "Kalau barang, agak sulit aku kenang."

"Oke." Bimo menurunkan tas ranselnya, dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. "Aku sudah mempersiapkannya."

"Kapan kamu beli cupcake-cupcake itu?" tanya Mel, sambil tersenyum. Terkejut melihat Bimo mengeluarkan sebuah kotak makanan berisi empat cupcake dari dalam tasnya.

"Tadi pagi," jawab Bimo, ia juga mengeluarkan empat lilin dari dalam tas ranselnya. "Tadinya, hari ini, aku memang akan memberimu kejutan. Rencananya, setelah teman-teman aku tadi pergi, aku mau mendatangi kamu. Tapi kamu duluan yang datang."

Mel cemberut. "Padahal tadi aku enggak perlu nyamperin kamu. Pasti bakal so sweet banget."

"Jadi kamu menyesal, sudah minta maaf duluan?" tanya Bimo.

"Sedikit," jawab Mel. Lalu ia tersenyum.

Bimo selesai menyusun lilin di atas setiap cupcake. Kemudian ia mengeluarkan pemantik api dari saku celananya. Lilin pun menyala. Mel tersenyum senang. "Jadi, tadi kamu mau apa?"

Mel mengulangi harapannya, "Aku mau, kita menyelesaikan permasalah dengan bijak, enggak bertengkar-bertengkar terus, dan selalu bersama."

"Selamanya," lanjut Bimo. "Ayo tiup lilinnya."

"Tapi aku enggak meniup lilin saat berdoa," kata Mel.

"Ya, sudah. Kita biarkan saja angin yang meniupnya." Tak selang beberapa lama, angin berhasil mematikan api tersebut.

Mel dan Bimo tersenyum, lalu kembali berpelukan. Mel jadi menginginkan momen seperti ini terus awet, terjalin, dan tidak ada henti-hentinya. Rasanya lelah selalu bertengkar.

Kemudian mereka duduk di salah satu kursi taman yang ada di bawah pohon akasia, dan menikmati cupcake tersebut. Guguran bunga kuning dari pohon akasia menjadi background kenangan manis tersebut. Menambah kesan romantis bagi keduanya.

"Tapi aku lagi diet, Bim," ucap Mel.

"Tenang saja, cupcake ini terbuat dari gandum utuh dan semua topingnya organik. Kamu enggak perlu khawatir jadi gemuk," kata Bimo sambil tersenyum.

Mel meraih satu cupcake. "Aku enggak takut gemuk, aku cuman menjaga makan saja."

"Iya, terserah kamu."

Mel memakan satu cupcake, dan memberikan dua sisa cupcake kepada Bimo. Ia menyuapi cowok berambut mohawk ala Korea tersebut. Bimo memakannya dengan lahap. Suasana seperti inilah yang Mel inginkan.

"Aku masih lapar, kita makan dulu, yuk," ajak Bimo.

Mel mengangguk. "Oke."

Mereka pun beranjak dari tempat bersejarah tersebut, dan meluncur ke restoran steak terdekat. Di hadapan Bimo sudah tersaji steak daging, lengkap dengan french fries, sayuran rebus seperti jagung wortel dan buncis, dan disiram oleh saus steak. Sedangkan Mel memesan salad kentang, yang berisi kentang-tentu saja, timun Jepang, wortel, burkol, jamur, dan jagung. Mereka memakan makanan mereka dengan lahap.

Daun Pengasuh BunganyaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ