Chapter 14 (Part1)

443 77 0
                                    


"Hai, Na." sapa Jaemin, seperti biasa di depan mesin kasir yang sudah jadi temannya setiap hari. Hari ini ia terlihat tampan dengan kemeja hitam yang bagian lengannya ia gulung hingga siku. Rambutnya pun terlihat seperti habis disisir ke belakang.

"Hai," Jena tersenyum kecil. Ia melihat ke arah buku menu, padahal Jena sudah hampir hafal semua menu di luar kepala. "Lo ada saran? Gue kayaknya bosen pesen Iced Chocolate terus."

Jaemin sedikit menggumam, "Gue ada menu rahasia sih, mau coba?" tawarnya.

"Gak kopi, kan?"

Jaemin menggeleng, "Enggak kok,"

"Oke, boleh." Jena pun menyodorkan kartunya untuk membayar. Ia menggigit bibirnya sambil menatapi Jaemin yang masih sibuk dengan layar mesin kasir. Karena ini menu spesial yang hanya diketahui Jaemin, Jaemin jadi harus memasukan harga sesuai dengan bahannya secara manual.

"Mm, Jaem. Gue mau nanya." Jena buka suara lagi.

Jaemin mengangkat kedua alisnya, bertepatan dengan kartu Jena yang ia sodorkan kembali. "Kenapa?"

Jena meraih kartunya, "Lo-- liat Kak Wonwoo? Tiga hari ini gue gak liat dia."

"Ooh," Jaemin sedikit mengernyit. "Gak tau sih, tapi gue liat Inyeop ada kok di rumahnya. Kemaren ketemu."

"Inyeop?" Jena mengernyit bingung.

"Iya. Lo gak tau Inyeop?"

Jena menggeleng.

"Inyeop, sodara kembarnya Wonwoo." jelas Jaemin, yang detik itu juga membuat kedua mata Jena melebar. "Lo selama ini deket sama Wonwoo gak tau kalo dia punya kembaran?"

Jena menggeleng, "Eng-Enggak."

Jaemin tersenyum tipis, "Mereka kurang akur sih, emang jarang ngenalin satu sama lain."

"Ooh," Jena mengangguk.

"Emang dia gak ada kabar?" tanya Jaemin.

Jena menggeleng dengan bibirnya yang tersenyum tipis.

"Gue tebak, pasti kalian lagi ada masalah."

Kali ini dengusan kecil keluar dari mulut Jena, ia tersenyum dengan kepalanya yang menggeleng. "Minumannya dibuat yang enak ya, Jaem." ucapnya, lalu pamit untuk mencari tempat duduk.

Jena memilih meja kosong yang berada di samping jendela, namun tempat ini berada di bagian belakang cafe. Jadi menghadap ke taman yang di dekat parkiran.

Ia meletakkan tasnya, mengeluarkan ponselnya yang tepat saat itu bergetar karena ada panggilan masuk.

Jena tersenyum lebar sebelum menekan tombol warna hijau di layar ponselnya, "Halo?"

"Hai." Heeseung menyahut. "Kelasnya udah selesai?"

"Udah, aku nunggu di cafe ya." jawab Jena.

"Oke, mungkin limabelas menit lagi aku nyampe."

"Okay, hati-hati, Kak." balas Jena, sebelum akhirnya memutus panggilan dan meletakkan ponselnya kembali ke atas meja.

Ia mendengus pelan, hari ini Arin sudah mulai jadi asisten pribadi Jake. Jake bilang Arin kalah taruhan, entah taruhan apa. Keduanya hanya tertawa saat Jena bertanya.

Hampir limabelas menit kemudian, Jaemin datang dengan segelas minuman berwarna coklat muda dengan taburan sprinkle coklat di atas whipped cream nya. Sontak mata Jena berbinar. "Thankyou!" serunya begitu menerima gelas yang disodorkan Jaemin.

"Sendirian aja, Na?" tanya Jaemin.

Jena mengangguk, "Arin lagi pendekatan sama Kak Jake."

Jaemin tertawa kecil, "Lo gapapa sendiri? Maaf gak bisa nemenin, lagi rame." ujarnya, menunjuk barisan pengunjung yang saat ini sedang ditangani oleh karyawan lain.

Let Her Choose || Lee Heeseung EnhypenDonde viven las historias. Descúbrelo ahora