Part 17

10 1 0
                                    

Keesokan harinya Shea akan berangkat ke kampus. Mengurusi segala sesuatunya sebelum sidang skripsinya. Ah tidak terasa kalau cewek itu akan lulus.

Vano sudah pulang sejak tadi pagi. Iya dia akan ke luar kota untuk meeting dengan klien. Serasa dia sudah siap akhirnya cewek itu keluar.

"Pagi!" ucap seseorang membuat Shea terlonjat kaget.

Itu Aland dengan pakaian casualnya. Shea heran, apa dia tidak kerja? Tiba-tiba dia ingat kalau Aland adalah direktur disana jadi yah terserah dia, toh tidak ada yang memotong gajinya.

"Ngapain sih?!" tanya Shea ketus. Aland tak mau kalah dia tetap tersenyum manis dihadapan Shea.

"Kamu mau ke kampus kan? Aku antar."

Shea merutuki abangnya karena pasti Aland tahu kalau dia sekarang akan ke kampus dari Vano. Cowok itu memang tidak bisa menjaga rahasia dengan baik.

"Gak mau! Minggir aku udah pesen ojek online!"

Aland tersenyum mendengar Shea memakai kata 'Aku' bukan 'Gue'. Setidaknya cewek itu tidak benar-benar membencinya.

"Yah udah hati-hati yah?! Pulang aku jemput." ucapnya dengan senyum manis yang memabukkan. Tapi Shea tidak mau terkena buaian Aland begitu saja. Dia hanya ingin menghukum cowok itu karena sudah mempermainkannya.

Shea pun berjalan mendahului Aland. Sedangkan pria itu mengikuti Shea dari belakang. Jujur saja Shea risih Aland sejak tadi menatapnya intens seperti seorang stalker.

"Kak ngapain sih ngikutin? Aku udah bilang gak mau dianter kamu!"

"Kan jalan keluar lewat sini she." ucap Aland santai.

Teziing!

Shea mendengus kesal karena kalah omong dengan Aland. Bundanya juga kenapa harus menyuruh Aland masuk? Bunda dan Vano sama saja. Mereka semua sekongkol untuk menjodohkannya dengan Aland.  Sialan emang.

"Shea, Aland ayo sini sarapan dulu." Panggil Amira yang menyiapkan hidangan dimeja makan untuk mereka berdua.

"Makasih Tante.."

Aland mengambilkan sayuran dan menambahkan nasi untuk Shea, "Makan yang banyak, kamu kurusan tau she.."

"Bundaa kak Aland eh maksud Shea Kak Bara gak tau deh. Kamu ngapain sih kak? Kan aku udah bilang ga mau ketemu kamu dulu." Aland terkekeh pelan melihat tingkah Shea yang marah tapi menggemaskan. Begitu juga dengan Amira.

"Shea maafin Kak Bara dong nduk, kamu gak tau aja dia selalu nanya kabar kamu lewat bang Vano."

"Yah ngapain ga nanya ke aku sendiri? Tipis banget nyali nya." Cibir Shea kesal. Aland tidak menghiraukan itu, karena memang benar Aland begitu pengecut.

"Buruan dimakan, nanti kamu telat loh?!"

"Suapin aja land, Tante juga biasanya nyuapin dia, makannya lama banget kalo gak disuapin!"

"Bundaaaa!" Shea benar-benar malu saat ini. Aland mencoba menahan tawanya, "gak usah ketawa lu!"

"Aku gak ketawa, siapa yang ketawa?"

About TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang