friend with benefit vol.3(21+)

24.8K 310 31
                                    

Ahh.. haa.. haaah..

"Stop.. Van.. ahh! Ahnnn! She's gon-na hear us.."

"No, she wont. Little more.. okey?" Vando berbisik sensual tepat pada telinga Ica. 

Vando mengerang pelan. Gerakan maju mundur dan pelan yang tengah dilakukannya sangatlah intens. Ia dapat merasakan kewanitaan Ica berkedut dibawah. 

"Uhmm.. there.."

"It's feels good, right honey?"

"Shut it!" Ica menutup mulut Vando dengan kedua tangannya.

Melihat Ica menikmati permainannya, tetapi masih menahan diri, Vando ingin menggodanya lebih banyak. Vando meletakkan jejarinya diantara klitoris Ica. Jejari itu menari-nari di permukaan klitoris Ica dan sesekali menjepit benda licin itu.

"Stopph! Nnnh!"

"Cum with me."

Ica menatap Vando dengan mata sayunya, "Vando.."

"Yeshh, Honey?" Vando mempercepat gerakannya.

"You asshole! She's crying!" Ica menampol kepala Vando membuat Vando terjungkang ke samping.

Vando menatap kaget Ica yang bergegas pergi ke kamar bayi mereka sembari memegang bagian kepala yang dipukul oleh Ica, "Damn. She's hot."

Ica bergegas menuju crib dan menggendong bayi perempuannya yang bernama Kinaya. Ia menenangkan Naya yang tengah menangis, "Kamu lapar ya,"

Ica membuka kancing daster yang digunakannya, dan mengarahkan payudara besarnya ke mulut sang bayi. Dengan lahap Naya menghisap payudara Ica. Lelah berdiri, Ica pun duduk pada sofa yang ada di kamar anaknya itu.

Tak berselang lama, Vando datang dengan cengirannya, membuat Ica mendecih dan membuang muka, "Kamu kalo ga ngebantu apa-apa, mending keluar deh."

"Suudzon banget sih jadi istri aku," Vando mendekatkan diri ke arah Ica.

"Mau apa kamu?!" cicit Ica saat Vando mendudukkan dirinya dibelakang Ica.

Vando terkekeh pelan dan mulai memijat leher dan bahu Ica, "Terimakasih."

Ica yang merasakan pijatan Vando mendengus dan akhirnya tersenyum. Vando tahu saat ini dirinya sedang merasa kelelahan.

°°°

Oek oek oek

"Naya, sebentar ya!" Ica yang sedang memasak langsung meninggalkan kompor dan berlari ke kamar bayinya. 

Ia berlari dengan tergesa dan langsung melihat keadaan Naya, bayinya. Ternyata bayi yang berusia 14 minggu itu telah mengotori popoknya. Ica menghela nafas dan kemudian membersihkan kotoran anaknya. 

Kemudian Ica memberikan ASI hingga anaknya terlelap, Ica pun hendak terlelap saat Ia mencium bau gosong dari luar. Ia membelalakkan mata dan maletakkan Naya di kasur bayinya.

Ica berlari menuju dapur dan langsung mematikan kompor. Panci tempat Ia memasak opor telah menghitam. Asap telah mengepul di ruangan itu. Ia pun memegang gagang panci tersebut, namun ternyata gagang itu meleleh, membuat tangan Ica melepuh.

Segera Ica menyiram tangannya dengan air wastafel. Ia meringis dan tangannya bergetar. Ica memegang tangannya dan terduduk di lantai, Ia menangis terisak.

Bukan karena sakit pada telapak tangannya, melainkan Ica merasa sangat lelah. Raga dan batinnya sangatlah lelah. Walau begitu Ia selalu menyimpan rasa lelahnya dan tetap melakukan pekerjaannya sendiri.

sweet scar「 adult smut  」Where stories live. Discover now