Cerita Genta

114 5 0
                                    

Genta masih mematung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Genta masih mematung. 

Sejak turun dari motor, ia masih terpaku di tempat yang sama. Tak banyak yang bisa ia lakukan sebab tubuhnya selalu menolak untuk berada di dalam sana. 

Di tempat yang orang-orang sebut dengan nama rumah.

Entah apa yang sedang anak laki-laki itu pikirkan sampai-sampai ia tak menyadari kehadiran seseorang dengan senyuman ramah di wajahnya.

"Eh, Gan? Gak masuk?" tanya seorang pria paruh baya yang malam itu mengenakan seragam khas petugas sekuriti. Ia baru saja menyelesaikan tugasnya berpatroli.

Genta tersenyum pada pria itu. 

Namanya Pak Indranila. Orang-orang memanggilnya Pak Indra, tapi Genta lebih sering memanggilnya Pak In. Ia adalah petugas keamanan di rumah Genta dan sudah bekerja dengan keluarganya sejak Genta masih kecil. Jadi bisa dibilang, Genta cukup dekat dengan sosok kebapakan yang ada di hadapannya itu.

"Belum, Pak In. Lagi ngadem dulu di sini,"

"Tumben jam segini udah pulang, Gan? Biasanya baru pulang jam 11-an?" tanya Pak In seraya membukakan pintu gerbang untuk juragannya.

Genta hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Pak In. Dengan langkah berat, Genta lalu berjalan menuju pintu masuk rumahnya.

Di dalam rumah, suasana sepi langsung menyambut kedatangan Genta. Seperti hari-hari biasanya. Selama hidupnya.

Genta berjalan menyusuri ruang keluarga. Ia melepas tas selempangnya lalu menaruhnya di atas sofa putih seraya menghembuskan napas panjang. 

Genta kemudian mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, berusaha mencari keberadaan sosok yang selalu menemaninya di rumah itu. Ia lalu memutuskan untuk mencarinya di dapur.

"Bi?"

Tak ada jawaban. 

Kening Genta berkerut mengetahui orang yang sedang ia cari tak ada di dapur. Ia lalu berjalan menuju ke taman belakang.

"Kok gak ada? Ke man—"

"DOR!"

Genta sontak terkaget. Tubuhnya hampir saja tersungkur ke lantai. Beruntung ia mampu menjaga keseimbangan.

"Aah, Bi Sali mah! Hobi banget sih ngagetin aku?" rengek Genta. Bibirnya yang tebal sengaja ia kerucutkan ke depan sebagai bentuk protes.

Sosok wanita di hadapan Genta itu tertawa dengan suara lembut. "Soalnya Bibi paling suka reaksi Abang kalo lagi kaget begitu," sambungnya sambil mereka ulang ekspresi kaget Genta yang terlihat lucu di matanya.

Bi Saliwah atau yang sedari dulu sudah Genta panggil dengan sebutan Bi Sali adalah kepala asisten rumah tangga di rumah Genta. Masa kerjanya tak jauh berbeda dengan Pak In. Hanya saja, Bi Sali sudah bekerja di keluarga Genta bahkan sejak Genta belum lahir. 

KATUMBIRIWhere stories live. Discover now