8 - Feeling Weird

1.1K 140 8
                                    

8th May 2021

05 : 45 am

Malam yang menyakitkan itu berlalu begitu saja dan pagi kembali menyapa. Harus Off akui, ia tak bisa tidur karena terus teringat wajah berlinang air mata Gun yang menangis di bawah cengkraman kasarnya.

Dan jika harus jujur, Off tau ia bersalah kemarin karena lagi-lagi mengingkari janjinya pada anak-anak. Meski bukan untuk pertama kalinya, namun ini pertama kalinya ada yang memprotes tindakannya. Dan itu membuat harga dirinya yang tinggi tersenggol.

Jumpol sudah rapi dengan setelan kantornya yang dipilih dan disediakan rapi oleh Gun—entah kapan, di dalam walk ini closet nya. Pria itu kemudian melangkah turun menuruni anak tangga, langsung menuju ke dapur.

"Selamat pagi, Phi Off." Akhirnya suara yang dari orang yang membuatnya tak bisa tidur semalaman kembali Off dengar.

Meski biasanya Jumpol tak jarang melupakan sarapan dan langsung berangkat, namun selama Gun ada, ia lebih sering menghabiskan sarapan dirumah.

Dan pemandangan yang selalu menyambutnya di pagi hari sejak lelaki mungil itu tinggal disini kembali menyambutnya pagi ini. Gun dan apron cream bergambar kelinci manisnya.

Ada sesuatu dalam hatinya yang menggambarkan kekhawatiran. Jumpol saat ini sangat ingin bertanya pada simanis dihadapannya, apakah tangannya sakit? Dimana ia tidur semalam? Apa ia baik-baik saja?

Namun, tak satupun pertanyaan itu terucap.

Off hanya menjawab, "Hm.." Dan pergi ke meja makan.

Tak sampai sepuluh menit berlalu, anak-anak Adulkittiporn itu juga akhirnya turun. Lengkap dengan seragam mereka dan segala perlengkapan sekolah mereka.

"Pagi, Papii." Ketiganya menyapa dan disambut anggukan Off.

Ketiganya duduk dengan tenang. Tak ada yang berminat memulai pembicaraan. Terutama Chimon. Wajah anak itu terlihat murung.

"Boys... Maafin Papii karena ingkar janji lagi sama kalian." Namun suara Off tiba-tiba memecah keheningan mereka.

Ketiga remaja itu menoleh serentak ke arah sang Papii dengan pandangan aneh. Seorang Jumpol Adulkittiporn yang meminta maaf. Pemandangan paling aneh yang bisa mereka lihat selama setahun belakangan ini.

"Pa—Papii sehat?" Win yang pertama tersadar dan bertanya refleks.

Namun remaja itu langsung menutupi mulutnya dengan tangan begitu melihat kernyitan di kening sang ayah. Dan Mix langsung menyikut pinggangnya.

"Kenapa nih?" Mix dan Win sontak menghelah nafas lega begitu Gun datang bersama dua orang maid yang menghidangkan sarapan buatannya.

"Gak apa-apa, Mii." Mix dan Win menggeleng serentak. Keluarga itu kemudian menikmati sarapan mereka dalam tenang.

***

11 : 13 am

Gun kini berada diruang rawat ibunya dengan sang ibu yang tengah tertidur. Sedangkan Pim, adiknya tengah berkuliah siang ini.

Gun akhirnya bisa menyender tenang di sofa rumah sakit sambil memainkan ponselnya setelah keributan kecil di rumah tadi karena si bungsu yang tiba-tiba tak ingin bersekolah saat Off bilang akan mengantar mereka.

Bahkan Chimon sempat berkata padanya, "Mii, Chimon benci Papii. Papii ngingkar janji. Bahkan sampai buat Mamii nangis." Dan Gun harus dengan susah payah membujuknya hingga akhirnya anak itu mau berangkat ke sekolah.

Gun tau sebagian besar dari alasan Chimon berkata seperti itu adalah karena dirinya yang berlari kekamar anak itu malam tadi dengan deraian air mata dan tanpa sengaja membangunkannya.

Our Family { Offgun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang