Aku pun memutuskan pergi ke dapur sendirian dan menikmati secangkir coklat panas agar tidak mengganggu kesibukan Jaden dan Trey di ruang tamu.
Ku buka perlahan kado dari Gwayne dan untuk sesaat terkesima melihat isinya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebuah gelang perak dengan hiasan bola-bola yang begitu cantik.
Gwayne as always, selama bertahun-tahun tidak pernah lupa memberiku hadiah.
Mulai dari lampu tidur, selimut, jepit rambut, kalung, hingga satu set peralatan makan, termasuk di dalamnya terdapat mug keramik berwarna cream yang saat ini sedang menampung coklat panasku.
Gwayne juga selalu menjadi satu-satunya orang yang menggemparkan seluruh penjuru Kalver tepat sehari sebelum ulang tahunku, untuk memastikan setiap orang di Kalver akan memberiku ucapan ulang tahun pada keesokan harinya.
Tetapi sungguh lucu bagaimana Trey, kakak kandung Gwayne, tampaknya selalu lupa mengenai ulang tahunku, entah karena terlalu sibuk atau memang pelupa.
Selama ini, Trey memberiku kado disertai kartu ucapan selalu 4 hari setelah ulang tahunku. Dan hal itu membuat Gwayne kesal.
Aku tersenyum lalu segera memakai gelang itu pada tangan kananku.
"Gelang yang cantik," kata seseorang dari balik punggungku.
Aku menengok ke belakang kemudian tersenyum melihatnya.
Keith.
Seseorang yang selalu bersedia menampung ceritaku 7 hari 24 jam.
Namun orang lain mengenalnya sebagai Leon yang dingin.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ia balas tersenyum kepadaku kemudian duduk di sebelah kiriku.
"Hadiah ulang tahun?" tanyanya.
"Yup. Gwayne seperti biasa, tidak pernah lupa hari ulang tahunku," jawabku.
Keith tersenyum.
"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanya Keith.
"Hm.. Tidak ada rencana khusus. Hanya saja sore nanti aku akan ke Glov untuk bertemu Stella," jawabku.
