04. The Tragedy

30 7 0
                                    

Ku usap kedua mataku untuk memastikan bahwa aku memang benar melihat Edric.

Benar saja.

Di ujung sana, tampak Edric sedang berdiri memandangi air mancur.

Ku langkahkan kakiku mendekati Edric kemudian menepuk pundaknya perlahan.

"Hai Ric. Ku kira kau sedang makan siang bersama yang lain."

Edric menoleh kemudian tersenyum.

"Oh, hai Rev. Yah, aku masih belum terbiasa makan dengan banyak orang. Selama ini aku hanya terbiasa makan dengan Luke."

Aku ber-oh sejenak kemudian mengangguk paham.

Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti hubungan apa yang dimiliki Edric dan Luke, tetapi mereka berdua memang terlihat dekat seperti saudara kandung.

"Ingin ku bantu memindahkan jerami?" tanyanya.

Aku memberi Edric tatapan heran.

"Bagaimana kau ta-"

Ucapanku terpotong karena Edric tiba-tiba saja berlari, hingga sepersekian detik kemudian sudah berdiri di samping jerami di ujung sana.

Aku pun segera berlari menyusul Edric.

"Kemampuanmu super speed?" tanyaku.

Edric menaikkan kedua alisnya, yang berarti "ya", sambil tersenyum.

"Whoa, sungguh keren," pujiku.

"Yah, tidak sekeren kau dengan solar power-mu. Kekuatan yang langka, kan?"

Aku mengangguk pelan sambil tersenyum pahit, teringat Luke.

"Um, bisakah kau tolong sampaikan permintaan maafku pada Luke?" pintaku.

Edric diam, menatapku.

Aku balas menatapnya sekilas, sebelum kemudian menunduk.

"Dan juga, maafkan aku karena aku menyerang Luke sehingga kau tidak bisa makan siang bersamanya. Aku tidak bermaksud menyerangnya seperti itu. Aku... Kurasa aku... Terpancing emo-"

Lagi-lagi ucapanku terpotong karena Edric tiba-tiba saja sudah meletakkan telapak tangan kanannya di atas kepalaku dan membelai rambutku pelan.

Aku mendongak, menatap Edric yang balas menatapku.

"Terima kasih sudah meminta maaf, tetapi untuk selanjutnya kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Cukup berjanji padaku bahwa kau akan menemaniku makan selama Luke belum pulih, bisakah kau?"

Dan seolah tenggelam dalam kedua matanya yang menyimpan beribu-ribu galaksi, kepalaku pun mengangguk tanpa ku sadari.

----

Siang itu berkat Edric, hukumanku memindahkan jerami yang seharusnya selesai dalam 3 jam akhirnya dapat selesai hanya dalam 1 jam.

Kemampuan super speed-nya sungguh sangat mengesankan.

Edric menghempaskan tumpukan jerami terakhir yang dibawanya ke atas tumpukan jerami di dalam gudang.

Aku pun melirik jam di tanganku.

01:32 siang.

Tidak ada tanda-tanda datangnya teman-temanku dengan pudding coklat dan iced americano yang sangat ku sukai.

"Sudah jam setengah 2. Haruskah kita makan sekarang?" tanyaku pada Edric, yang dibalas dengan anggukan mantap.

"Kau sudah sangat lapar sepertinya? Maafkan aku merepotkanmu. Dan terima kasih sudah membantuku." kataku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REGULUS | Eric SohnWhere stories live. Discover now