×Onda & Mia×

145 22 9
                                    

"Yong-"

"San,gue kangen sama lo. Apa lo mau bareng bareng sama gue lagi?" tanya Uyong sembari menggenggam tangan kanan San,matanya masih tetap menatap mata San.

"Haha,iya dong~"

"Yes! Makasih Sannie~"

Grep!

Uyong memeluk San erat dan tersenyum bahagia.

×××

"Duh,San kemana ya?"

Mia selaku calon istrinya San pasti khawatir,sejak sore tadi lelaki berahang tegas itu pergi keluar dan belum pulang hingga sekarang.

"Paling nongkrong? Kan bisa aja dia butuh me time,dari kemaren dia mikirin acara pernikahan loh." ucap sahabatnya Mia,Onda.

"Tapi kok dia ga ngabarin?"

Ting!

Onda mengambil ponsel Mia dan membaca pesan yang masuk.

"Oh,katanya nginep dulu sama temen lamanya.." kata Onda memberi tahu.

"Hadeh,bikin khawatir aja tuh anak!" kesal Mia.

"Haha sabar,mungkin dia terlalu fokus sama me time nya?" pikir Onda.

"Iya kali ya? Yaudah tidur sekarang?"

"Eit,maskeran dulu sabi?"

"Boleh deh,kulit muka gue lagi kusam banget.."

"Kuy gass! Ngeng~"

Tok tok tok

"Da! Ada yang ngetok pintu!" bisik Mia.

"Pintu depan?"

"Iya,kira kira siapa ya?"

"Duh ga tau juga,kan orang tua lo udah tidur semua?"

"Ya tapi sekarang gimana? Ketokan nya semakin lambat!"

Tok

Tok

Tok

"Semakin lam- lah kok jadi cepet?" heran Onda.

TOK TOK TOK TOK TOK TOK TOK TOK!

"Wah perasaan gue ga enak banget Da,balik ke kamar aja!"

Mereka berdua lari masuk kedalam kamar tanpa membukakan pintu.

Lagi pula siapa sih yang mau bertamu saat jam 1 malam? Saudara? Teman? Atau bahkan tetangga? Kemungkinan nya sangat kecil.

Duak!

Duak!

Duak!

"Da! Kunci pintu kamarnya,gue kunci jendela!"

"Iya sabar!"

Cklek cklek

Tek!

"Aduh takut!" lirih Mia saat sudah naik keatas kasur.

"Udah ayo tidur-"

"Lampunya matiin?"

"Matiin dan jangan bersuara!"

Ctak!

Lampu kamar dan lampu nakas sudah mati,semuanya sudah gelap total. Hanya menyisakan cahaya dari jendela,cahaya rembulan.

"Ssstt! Jangan berisik!" bisik Onda.

"Justru bukan gue yang berisik,tapi detak jantung lo kelebihan!"

"Ngaca dulu ya tolong,detak jantung lo juga kelebihan!"

Tok tok tok

Sreeet

Keduanya terpaku,suara ketukan dan goresan tadi tepat pada jendela dibelakang Mia.

Sreeet

Sret sret sret

Sret sret

Duak!

"Mia,Onda~"

Yang dipanggil hanya menggeleng kuat,mulut mereka pun ditutup oleh tangan mereka.

Mia dan Onda saling berhadapan dan berdekatan,seluruh tubuh mereka juga sudah tertutup oleh selimut.

Tangan nya terlepas dari mulut,sekarang mereka saling bergenggam tangan dan berdoa dalam hati agar diberikan keselamatan.

BRAK!

Itu suara jendela terbuka,detak jantung mereka semakin kencang.

"Onda,kaki gue ada yang megangin," lirih Mia.

"AAAAAAAAAAA!"

Mia tertarik hingga keujung ruangan.

"Mia!"

Onda bangkit dari kasurnya,tangan nya menarik tangan kiri sahabatnya.

Entah apa yang menarik kaki Mia,namun tarikan tersebut sangatlah kuat! Onda hampir kewalahan dibuatnya.

Sret!

Mia berhasil ditarik oleh Onda,tubuhnya langsung dipeluk erat dan dibawa keatas kasur lagi.

"Da,takut..."

"Oke ga apa apa,udah hilang kok.." panik Onda dengan nafas yang memburu.

Semuanya hening,tak ada suara apapun kecuali suara deru nafas yang terdengar sangat jelas.

"Da,sesak nafas gue.."

Dengan berani,Onda menyalakan lampu diatas nakas dan berusaha menenangkan Mia yang mengalami panick attack.

"Mia,liat gue! Liat ya,liat mata gue,"

"yakin kalau semuanya bakalan baik baik aja,jangan pikirin yang tadi,oke?"

Mia mengangguk,tangan nya menggenggam piyama Onda dengan erat.

"Tarik nafas,buang.." tuntun Onda.

"Haaa... Hah..."

"Tarik lagi,buang..."

Keringat membasahi pelipis Mia,dadanya pun masih naik turun karena sesak.

"Gue ada disini,Mia. Ga apa apa,lupain yang tadi dan ingetin hal yang bikin lo bahagia disebelumnya."

Berkali kali Onda memeluk Mia dan mengucapkan kata penenang,tapi masih saja belum berhasil.

Pegangan Mia pada piyama Onda melemah,matanya tertutup erat,badan nya melemas.

"Wah pingsan.." gumam Onda.

"Orang tua nya Mia udah tidur belum ya? Samperin aja deh.." usul Onda dengan menggendong Mia ala bridal style.

×××

Uyong menyimpan ponsel San keatas meja,lalu menatap San yang tengah tertidur dengan sendunya.

"Akhirnya lo nyariin gue juga ya,San. Gue udah kangen banget sama lo,3 tahun lama nya gue nyariin lo sampe lupa sama rumah."





















































"San,lo mau kan kalau barengan sama gue terus?"











































Tbc.

⚠I Miss Him⚠ || Sanwoo•Woosan [END]Where stories live. Discover now