Home

45 1 0
                                    

BGM: Coming Home – HONNE (feat. Niki)

I've been thinking how much I could do better
So many times I've let you down
Every single note and every letter
Can't replace me when I'm not around

You know the hardest part of what I do
Is saying goodbye to you
By far the hardest part of what I do
Is saying goodbye to you

***

Rama menghela nafas panjang sebelum akhirnya memasukkan passcode apartemennya. Siap tak siap, ia harus menghadapi konsekuensi dari apa yang sudah dilakukannya. Dengan tenaganya yang tersisa, Rama mendorong kenop pintu dan memasuki apartemennya.

Alis Rama bertaut saat melihat apartemen yang gelap gulita. Tangannya meraih saklar dan menyalakan lampu lorong. Ia berjalan perlahan ke arah ruang tamu, lalu menyalakan lampu di sana. Tak ada dia di sana.

Ke mana dia?, gumam Rama. Ia melihat ponselnya, memastikan pesan terakhir antara dirinya dan dia. Dia tidak bilang akan pergi ke luar, jadi seharusnya dia ada di apartemen Rama, kan?

"Sayang...?"panggil Rama perlahan. Tak ada jawaban.

Bingung, Rama melangkah ke arah kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan menyalakan lampu. Barulah setelah ruangan terang, Rama melihat gadis berambut pendek duduk di meja kerjanya, dengan kepala bertumpu pada tangannya.

"Sayang, kenapa gelap-gelapan...?"tanya Rama—meski ia sudah tahu jawabannya—seraya menghampiri gadis itu.

"Aku mau pulang ke rumah."gadis itu tak menjawab, justru mengeluarkan pernyataan yang Rama tak kaget jika pernyataan itu meluncur dari mulut gadisnya itu, namun tetap saja Rama sesak saat mendengarnya.

"Dengerin aku dulu ya, aku—..."

"Aku mau pulang, Rama."gadis itu bangkit dari duduknya dan membalikkan badan. Kini ia berdiri menghadap Rama.

Dada Rama rasanya seperti sedang dicengkeram melihat raut wajah gadis di hadapannya.

Gadis itu, Kayla, kekasihnya. Berdiri di hadapannya dengan wajah sembab dipenuhi air mata—yang disebabkan oleh dirinya.

"Aku mau pulang sekarang..."ucap Kayla lirih.

Mendengar suara Kayla, Rama tak tega untuk menahan keinginan Kayla. Rama mengangguk, lalu keluar dari kamar dan mengambil kunci mobilnya.

Kayla bersiap, mengambil travel bag yang sudah ia persiapkan, yang sudah ia isi dengan baju-bajunya yang ia kemasi. Semua barang-barang penting yang ia boyong ke apartemen Rama pun sudah masuk ke dalam tas.

Tanpa suara, keduanya berjalan beriringan keluar dari apartemen Rama.

***

Sepanjang perjalanan, Kayla sama sekali tak bersuara. Tak ada pertanyaan bagaimana Rama menghabiskan harinya, atau makanan apa yang dimakan Rama untuk makan malam. Tak ada pula lelucon aneh Kayla yang didapatnya dari Kenzo, atau cerita mengenai project yang sedang ia lakukan bersama Mika.

Sesekali Rama melirik Kayla untuk memastikan kondisinya. Saat gadis itu merapatkan kardigannya, Rama mematikan AC mobil agar Kayla tak kedinginan. Saat gadis itu menguap, Rama menawarkan untuk menurunkan sandaran mobil agar gadis itu bisa tidur, namun ditolak oleh Kayla dengan gelengan pelan.

Sesampainya di rumah keluarga Rama—yang disewa oleh Kayla untuk menjadi tempat tinggalnya, Kayla menghela nafas panjang sebelum akhirnya turun dari mobil. Masih tanpa suara, ia membuka pintu mobil. Rama pun buru-buru mengikuti, membawakan barang bawaan gadis itu sebelum ia membawanya sendiri.

Kayla langsung masuk dan menutup kamarnya—isyarat agar Rama tak mengganggunya. Rama tak ingin memaksa jika gadis itu memang belum ingin bicara padanya, jadi Rama hanya duduk diam di ruang tamu. Pikirannya bercabang, rasanya ia belum mampu untuk langsung menyetir pulang saat itu juga.

SempiternalDonde viven las historias. Descúbrelo ahora