Cruel (1/?)

15 1 0
                                    

You made an excuse
Just tryna avoid it
And hidin' the truth
See, you would rather run away from it
I just wanted you to say something
Still can't believe you'd do me
Like this

BGM: Cruel - Jeff Bernat

***

"Hoy!"panggil Awang saat Rama keluar dari lobi sebuah gedung di Kawasan SCBD. Hari itu Rama berkata pada Awang bahwa ia ada rapat dengan kliennya, sehingga Awang pergi menjemputnya di sana.

Yang dipanggil melambai, lalu mempercepat langkahnya menuju mobil Awang.

"Surpriiise!"suara Acid dari bangku penumpang langsung memenuhi telinga Rama saat ia mendekat ke mobil Awang.

"Berisik, nyet."protes Awang karena ia juga turut merasa telinganya pengang karena Acid.

Rama hanya geleng-geleng kepala saat ia sudah berada di kursi belakang. "Udah-udah, jalan ayo."ajaknya.

"Oke meluncuuur!"teriak Acid nyaring, yang membuatnya terkena geplakan dari Awang.

Hari itu mereka bertiga berencana untuk bermalam di apartemen Rama karena keesokan harinya mereka akan pergi ke Pulau Seribu. Acid yang memberi ide, katanya ia sudah lama sekali ingin snorkeling. Ia sudah berkali-kali mengajak kedua temannya itu, namun jadwal mereka seringkali tidak cocok.

Terutama Rama, yang hidupnya sangat terstruktur dan jadwalnya seringkali tidak bisa diganggu gugat. Sulit untuk mengajak Rama pergi saat akhir pekan, karena kalau tidak bekerja atau dinas, Rama pasti lebih memilih untuk menghabiskan waktunya bersama Kayla.

Setidaknya sampai sebelum kejadian itu terjadi.

"Dyandra kapan berangkat ke Korea, Wang? Mau jastip dong gue."ucap Acid random di tengah keheningan.

"Auk dah, gua belom nanya lagi. Lu chat aja sih manusianya."

"Males ah nanti gue dicengin."

"Anjir pede banget? Emang lu abis ngapain lagi sama Rani yang bisa dijadiin bahan cengan?"tanya Awang meledek. "Perasaan udahannya udah lama bener. Raninya juga udah sama cowok lain. Heran dah lu pada kayak sinetron aja gak kelar-kelar."

"Udeh, Pak, komentarin hidup orangnya? Kayak fesbuk lu komen-komen mulu."

Melihat Acid misuh-misuh, Awang tertawa puas. Memang Acid ini sasaran empuk ceng-cengan kalau mereka sedang pergi bertiga. Kisah cintanya dengan Rani yang sudah lama kandas namun tak kunjung berakhir karena Acid masih terus berharap adalah candaan mereka bertiga yang tak akan lekang oleh waktu. Acid sendiri pun tidak mengelak, karena ia masih sangat menyayangi Rani. 'Raninya sih sayangnya sama yang lain tapi ya, Cid.' Adalah komentar default yang tak akan pernah tidak dilontarkan entah itu oleh Rama atau Awang.

"Ram, di apartemen lo ada makanan apa?"tanya Awang sambil melihat ke arah spion tengah yang memberikannya pantulan sosok Rama yang sedang termenung memandangi jalanan Jakarta.

"Apa ya? Nggak ada apa-apa, paling dada ayam..."

"Lu masih diet, ya?"tanya Acid. Setahunya, Rama memang belakangan ini memulai lagi sesi PT di gym. Awang dan Acid tahu persis, penyebabnya pasti karena masalah itu. Rama sudah pasti mencari kesibukan untuk mengalihkan perhatiannya.

"Iya, soalnya kan gue ikut yang kompetisi itu, jadi harus jaga banget asupan protein."

"Tuh, dengerin Rama, tuh. Biar gak buncit, Wang."Acid malah meledek Awang.

"Sianying. Siapa emang yang buncit? Gue gak buncit, ye. Emang warung, buncit?"

"Dikit lagiii, Pak, dikiiit lagi mungkin lucu,"

SempiternalWhere stories live. Discover now