Part 10

16.7K 343 12
                                    

"Ayo pelan - pelan" Vino menuntunku berjalan. Mataku masih tertutup dengan sapu tangan miliknya. Udara malam menerpa tubuhku aku bisa jamin dia mengajakku ke alam terbuka.

"Masih jauh??" tanyaku

"Enggak. Nih uda sampai. Aku bukaiin ya" ujar Vino

Astaga!!

Vino mengajakku makan malam di pinggiran danau dengan dihiasi lilin - lilin. Candle light dinner. Kaya di filem - filem cuma ini nyata..

"Vin.. Ini.."

"Iya ini aku siapiin buat kamu. Ayo kita duduk"

"Kamu nyiapin kaya gini meski kamu belum tau jawaban aku? Bagaimana kalau aku menolak perfi denganmu?"

"Gak apa.. Aku memang menyiapkan ini untukmu" Vino tersenyum ke arahku

Tiba - tiba seorang pelayan datang memberiku setangkai mawar putih dan sepucuk surat. Aku menatap Vino dan Vino memberiku kode untuk membuka isi surat itu

"Aku bukan seorang lelaki sempurna, namun cintaku padamu sempurna.

Lala..

Kau hidupku, kau segalanya untukku, kau sempurna. Dan aku...

Aku mencintaimu "

Aku menatapnya sekali lagi, Vino tersenyum dan mengenggam tanganku "Sorry kalau kata - katanya jelek.. Aku bukan pujangga"

Aku terkekeh pelan "Vin.. Makasiih ya" ujarku

Pelayan datang membawakan aku cake coklat yang kelihatannya sangat enak

"Hmm cake?" tanyaku

"Iya cicipi saja"

Aku menyendokkan cake itu namun baru satu sendok aku menemukan benda aneh di dalam cake itu. Aku menemukan Cincin. Ulangi CINCIN!!

Aku menatap Vino penuh tanya dan pelayan tadi memberiku surat lagi sambil tersenyum dan meninggalkan aku dengan Vino.

"Jangan GR.. Aku tidak melamarmu.. Aku tau kamu akan menolak atau mungkin melempariku botol karena mengajak tunangan orang menikah. Aku memberimu cincin hanya sebagai ungkapan rasa cinta aku ke padamu La.. Jujur aku sangat mencintaimu. Seandainya kamu bisa memilihku aku akan lakukan apapun untukmu meski harus berubah menjadi Raffa hanya untuk bisa berada di hatimu"

Aku terpaku. Sungguh semua ini membuat aku shock, bingung dan kehabisan kata - kata. Tiba - tiba Vino mendekati aku menarikku berdiri dan mencium keningku. Music romantis mengalun dengan indah, Vino mengajakku berdansa.

Tatapan matanya bagai magnet agar aku tidak lepas darinya. Tangan kanannya mengenggam tanganku dan tangan kirinya melingkar di pingganggku. Aku grogi! Pasti wajahku sudah bersemu merah.

Tiba - tiba Vino mencium pipiku dan beralih ke bibirku. Bagai tersengat listrik. Aku menikmati cumbuannya.

**
Setelah kejadian malam itu aku semakin menghindari Vino. Aku benar - benar tidak bisa memberikan harapan palsu padanya.

Sekarang aku sedang di Bandung. Aku merindukan Raffa. Mungkin bila aku bersama Raffa aku bisa melupakan cinta sesaatku pada Vino. Aku tidak ingin mengecewakan Raffa

"Sayang, kamu cantik sekali" sapa Mama Raffa

"Mama bisa aja deh"

Mama Raffa membelikan aku gaun merah yang cantik sekali oleh - oleh dari Singapura. Aku menatap mamanya dan memeluknya dengan cinta. Calon mertuaku ini sudah sangat amat menyayangiku.

"Mau kemana sih?" tanya Mama Raffa

"Ga tau Ma, si Raffa mau ajak kemana"

"Iih Mama, ga usa kepo deh. Aku sama Lala mau kencan"

"Terus mama ga diajak??" tanya Mamanya seperti merajuk

"Ayolah Ma.. Jangan ganggu kencan aku. Ma telpon paapa aja" ujar Raffa

"Papa lagi sibuk di Dubai ah.. Pasti ga mau di ganggu. Ya uda kalian jalan ya.. Hati - hati bawa mantu mama Raff"

"Siap Ma.."

"Ma, Lala pergi dulu ya" aku mencium kedua pipi mama mertuaku ini. Benar - benar hangat berada di tengah keluarga Raffa.

"Kita nonton yuk habis tu kita makan siang dan ke mall" ajak Raffa

"Iishh.. Raffa ah kaya ABG ajaa.."

"Hhmm biariin.. Kamu aja kencan sama Vino ke Dufan"

Deg!!

Apa? Si Raffa tau aku dan Vino...

"Ck!! Maksudnya?" tanyaku panik

Raffa menoel hidungku dan tersenyum "Kok panik gitu sayang?? Aku bercanda kalii.. Kamu kan liputan sama dia siapa tau sekalian kencan gitu.. Hahaha"

"Raffa iih..." aku mencubit pingganggnya sampai dia mengaduh kesakitan


Dreeett... Dreett... Dreett...

"Halo"

"Halo La.. Kamu dimana?" suara Vino

"Di Bandung"

"Sama laki kamu ya?? Grogi amat angkat telponnya" celotehnya

"Ck!! Apaan sih Vin?"

"Aku juga di Bandung niih.. Kita ketemuan ya batre hape aku low nih. Nanti aku smsin alamtnya. Bye"

"Loh.. Vin.. Halo??"

Sambungannya terputus.

"Siapa yank?"

"Vino yank..iishh"

Raut wajah Raffa tiba - tiba berubah

"Kenapa dia nelponin kamu? Kamu kan lagi libur. Emang ada kerjaan?"

"Vino ke Bandung Raff.. Dan dia minta kita nemuin dia. Dia mau jalan - jalan di Bandung dan minta kita temenin dia"

"Apa??"

"Hmm.. Untuk sementara dia mau tinggal di apartemen kamu bole?"

Raffa terlihat jengkel dan menarik napas frustasi..

"Dia cemburu kamu sama aku??"

"Ha? Cemburu??" tanyaku

"Iya.. Si Vino cemburu liat kita berdua? Makanya dia datang nyamperin kamu!!" ucapnya ketus

"Yank.. Kok gitu sii??"

"Aki jadi curiga hubungan kamu sama dia"

"Raffa.. Dia tu cuma kameramen ku ajaa."

Vino berjalan mendekat ke arah kami. Aku dan Rafaf berhenti berdiskusi karena orang yang dibicaraiin sudah dateng dengan senyum tanpa dosa

"Maaf niih ganggu kencannya bro"

"Yee gak apa - apa" sahut Raffa

"Gue tinggal di apartemen lo bole ya?"

"Siip!"

Aku melirik Vino. Dia nih apa - apaan sih... Ngapain pke nyusulin aku ke Bandung. Ishh.. Vinoo!!!

CINLOKWhere stories live. Discover now