20

792 104 5
                                    

Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya sana keluar dari kamar hyuna untuk menemui dahyun yang sudah menunggunya diluar.

Sana duduk di samping dahyun dengan jarak 1 kursi yang sengaja ia kosongkan.

"Gomawo" ucap sana.

"Ani… aku minta maaf karena memberikan sesuatu ke hyuna tanpa ijin orang tuanya. Boneka yang ku berikan yang membuat hyuna celaka" ucap dahyun.

Sana menatap sekilas wajah samping dahyun. Dahyun benar benar tidak berubah.

Dia tak pernah merasa bahwa orang lain melakukan kesalahan justru dia membuat bahwa dirinya yang terlihat bersalah dan meminta maaf. Benar benar sama seperti 5 tahun lalu. Saat pertikaian dengan orang tua mereka saat membahas kehamilan sana.

"Baiklah. Aku permisi dulu. Aku ingin membayar tagihan rumah sakit hyuna" sana beranjak dari duduknya.

"kamu tak perlu melakukannya. Aku sudah membayarnya sebagai permintaan maafku" ucap dahyun.

Mendengarkan hal itu, sana kembali duduk di tempatnya.

"Kenapa kamu melakukannya?" Tanya sana.

"karna aku merasa bersalah" balas dahyun.

"Hahhh… gomawo. Sebenarnya kamu tak perlu melakukannya. Kamu tidak sepenuhnya salah" balas sana.

"Tak apa" sahut dahyun.

Kecanggungan benar benar dirasakan oleh kedua manusia ini.

Tak ada pembicaraan lagi setelah ucapan dahyun sebelumnya. Mereka benar benar sedang bergelut dengan pikiran mereka masing masing. Hingga akhirnya dahyun memecahkan situasi ini.

"eohh… kalau begitu aku permisi dulu. Kamu juga harus menjaga anakmu" dahyun pun beranjak pergi namun tiba tiba tangan dahyun tertahan oleh sesuatu. Sana menahan tangan dahyun.

"eoh… kamu terluka" ucap sana.

Detak jantung dahyun benar benar tidak karuan. Tangan sana yang memegang tangannya bagaikan mimpi yang terwujud bagi dahyun di tambah lagi sana yang menanyakan kondisinya.

"Kim Dahyun?" Sahut sana karena tak mendapat jawaban dari dahyun.

"Aa-anii… ini cuma luka biasa" balas dahyun.

Dahyun tak mau menatap sana karena saat ini mukanya benar benar memerah. Usahanya selama 5 tahun di amerika benar benar runtuh sekarang.

"Pasti ini karena kamu menyelamatkan hyuna. Duduk disini. Aku akan mengobatinya" sana menarik dahyun untuk kembali duduk.

Sana beranjak dari duduknya untuk membelikan dahyun obat merah dan plester di konbini rumah sakit yang tak jauh dari kamar hyuna.

.
.
.

10 menit berlalu. Akhirnya sana kembali dengan membawa obat yang dia beli untuk mengobati luka dahyun.

"bajumu robek. Apa kamu terjatuh sekencang itu?" Tanya sana sembari mempersiapkan obat merah untuk Dahyun.

"Molla. Aku hanya memikirkan kondisi hyuna saat itu" jawab dahyun.

"Bisa kau gulung lengan bajumu? Biar aku obati lukamu" dahyun pun segera menekuk lengan bajunya agar sana bisa mengobatinya dengan leluasa.

Sana dengan telaten mengobati luka dahyun yang sudah hampir kering itu.

Kalau kalian ingin tahu bagaimana keadaan dahyun sekarang, dirinya benar benar tak karuan. Semua perasaan sakit, bingung, dan rindu menjadi satu.

Dahyun hanya bisa berdiam sambil menunggu sana selesai mengobati luka di lengannya.

Sementara sana yang terlihat tak terlalu gugup itu sebenarnya di dalam hatinya merasa tak percaya bahwa dahyun yang sedang ia obati ini.

True Love ; (SAIDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang